Wednesday, May 15, 2019

1 RAJA-RAJA 21:17-19


TIAP KEJAHATAN DIHUKUM
Bahan Bacaan Alkitab Ibadah Rumah Tangga
Rabu, 22 MEI 2019

A. PENGANTAR
Penting untuk mengenal tokoh-tokoh dalam kisah Kebun Anggur Nabot ini supaya kita dapat mengerti kisah ini lebih mendalam. Paling tidak 4 tokoh yakni:
Pertama, Raja Ahab. Nama "ahab" dari bahasa Ibrani: אַחְאָב  (baca: 'akh'av) yang artinya, 'saudara lelaki ayah'. Ahab, Putra dan pengganti Omri, pendiri satu dinasti, yang memerintah sebagai raja ke-7 Israel (utara) selama 22 tahun, ± pada thn 874-852 sM dengan ibukota pemerintahan adalag Samaria (1 Raja 16:28 dab). Selama kurun pemerintahannya, Ahab sebenamya beruntung dengan kehadiran Elia sebagai nabi ilahi. Tapi Ahab dipengaruhi istrinya, Izebel, yang ia izinkan membangun kuil tempat menyembah ilah yang bernama בעל (baca: ba'al) dari Tirus, di Samaria, dengan mezbah untuk orang kafir, patung Asyera dan pelayan-pelayan (1 Raja 16:32).

Kedua, Izebel. Nama "Izebel" dari bahasa Ibrani: איזבל (baca: 'izebel), yang berarti Baal adalah suami dari. Izebel adalah putri dari Etbaal, raja-imam Tirus dan Sidon. Dia kawin dengan Ahab karena faktor politis yakni, menguatkan persekutuan Tirus dengan Israel. Wataknya keras dan bersifat menguasai, menuruti kehendak sendiri dan bersifat memaksa. Dia penyembah fanatik dewa Melkart, yaitu Baal orang Tirus. Nabi dewa ini pada zaman pemerintahan Ahab berjumlah 450 orang, ditambah lagi dengan 400 nabi dewi Asyera (1 Raja 18:19). Dialah yang memberi pengaruh yang cukup kuat sehingga Ahab, suaminya, jatuh dalam dosa.

Ketiga, Nabot. Nama ini dari bahasa Ibrani נָבוֹת (baca: Na-bowth) yang berarti “buah-buahan”.  Ia berasal dari Yizreel yang dalam bahasa Ibarani יזרעאל (baca: Yizre'el), berarti "Allah menabur". Kota ini adalah kota kuno di Israel yang termasuk ke dalam wilayah Suku Isakhar, dan kemudian termasuk wilayah Kerajaan Israel Utara.

Keempat, Elia. Ia adalah Nabi Israel pada abad 9 sM. Namanya dari  bahasa Ibrani אֵלִיָּהוּ (baca: 'eliyahu) yang berarti 'Allahku adalah YHVH. Pelayanan kenabiannya mengambil tempat di kerajaan Utara selama pemerintahan dinasti Omri. Elia sebaya dengan raja Ahab dan Ahazia (anak Ahab penggantinya sebagai raja utara).



B. PENJELASAN NATS
Kisah ini bermula dari keinginan Ahab untuk memiliki kebun anggur milik Nabot. Alasan Ahab ingin memiliki kebun anggur itu adalah alasan praktis yakni posisi kebun anggur itu berbatasan dengan lahan istana kerajaan (ay.1) sehingga adalah baik untuk dimanfaatkan sebagai kebun sayur. Perhatikanlah bahwa sudah pasti Ahab memiliki kebun anggur maupun kebun sayur yang “maha” luas, sebab ia adalah seorang raja bukan? Sehingga adalah aneh jika kemudia terkesan prinsip praktis dan ekomomis menjadi alasan Ahab. Sesungguhnya SERAKAH  adalah istilah yang tepat untuk diberikan kepada Ahab.

Tentu saja Nabot menolak keinginan raja tersebut. Mengapa Nabot menolak? Ada alasan utama bagi Nabot yakni alasan teologis. Ia berkata: “kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!” (ay.3). Mengapa disebut alasan teologis, sebab jawaban Nabot ini adalah cara ia menjalankan perintah TUHAN, Allah Israel. Sebab kepada Israel telah diperintahkan untuk tidak memindah tangankan warisan tanah yang TUHAN berikan kepada tiap suku, di tiap klan suku pada tiap keluarga Israel (Bil.271-11).

Kisah selanjutnya dapat ditebak. Nabot di bunuh dengan cara fitnah tentang “Nabot telah mengutuk Allah dan raja” (ay.13). Permainan keji ini diprakarsai oleh akal bulus Izeebel (ay.8-11). Untuk diketahui bahwa hukuman bagi mereka yang mengutuk (menghujat) nama Allah adalah hukuman mati (Im.24:10-11). Izeebel mengetahui hal ini dan menggunakan senjata Firman Allah untuk memuluskan rencana licik dan jahatnya itu. Nabot akhirnya dihukum mati dan kemudian kebun anggurnya menjadi milik Raja. Sungguh tragis bukan?

Apakah reaksi TUHAN, Allah Israel yang Maha Adil? Jawabannya kita temukan pada bacaan kita yakni 1Raj.21:17-19. Elia di utus TUHAN untuk menyampaikan murka Allah Israel terhadap Istana Ahab. Raja Ahab akan mendapatkan hukumannya yakni: “di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu” (ay.19). Bahkan bukan hanya kepada Ahab saja hukuman itu diberikan, melainkan kepada Izeebel istrinya-pun hukuman mengerikan telah menanti (ay.23). Hukuman dan murka Allah berlanjut dikalangan Istana yakni kepada seluruh keluarga Ahab (ay.21-24). Perhatikanlah hanya demi sebuah kebun anggur, Ahab dan Istrinya membunuh Nabot. Keserakahan mereka dan tindakan jahat yang tidak manusiawi itu tidak akan lolos dari hukuman Tuhan. Karena tanah dan kebun anggur itu, keturunan Ahab menjalani hukuman dari Tuhan.

Hal menarik adalah bagaimana dengan berani Elia menyampaikan perintah TUHAN itu. Siapapun pasti gentar mendatangi istana raja yang keji tersebut. Apalagi sudah pernah terjadi peristiwa bahwa para nabi dibantai oleh Izeebel permaisuri Ahab (18:4). Tetapi tidak bagi Elia!! Ia bahkan dengan berani beradu argumentasi dengan Ahab di Istana raja itu dan dengan tegas menyatakan hukuman itu. Silakan bayangkan percakapan tanpa gentar dilakukan Elia di hadapan raja dan permaisurinya itu pada ayat 20-21 (yang sayangnya tidak dibacakan pada bacaan hari ini). Wow… Elia berani menyuarakan suara kenabian tanpa takut dan gentar. Kebenaran harus tetap disampaikan walaupun beresiko besar. Itulah Elia.

C. REFLEKSI
Beberapa catatan untuk menajdi bahan perenungan kita saat ini:
1.    Keserakahan adalah suatu sifat yang dibentuk dari rasa tidak puas atas apa yang dimiliki. Orang yang tidak pernah merasa cukup dan puas dengan yang ia miliki terkategori sebagai pribadi yang tidak tahu bersykur. Inilah yang terjadi pada Ahab! Keinginan memiliki kebun anggur Nabot bukan karena ia tidak memiliki kebun anggur. Semua ia jenis kekayaan sudah pasti ia miliki karena ia adalah seorang raja. Ahab tidak puas, ia tidak tahu bersyukur.

Jangan menjadi seperti Ahab. Syukuri apa yang kita miliki. Bersyukur kepada Allah sebab apa yang kita peroleh adalah dari TUHAN.

2.  Akibat dari keserakahan adalah tindakan menghalalkan segala cara untuk memperoleh apa yang diinginkan. Inilah yang juga dilakukan Ahab melalui istrinya Izeebel. Deni memperoleh kebun anggur itu, Nabot dibunuh dengan cara yang keji.  
Berhati-hatilah… jangan mengingini apapun yang dimiliki oleh sesamamu. Perintah pada salah satu dari 10 hukum ini adalah cara Tuhan untuk menjauhkan kita dari keinginan yang tidak benar terhadap apa yang menjadi hak milik orang lain. Jangan mendatangkan dosa demi memuaskan keinginan hati memiliki yang bukan hak kita.

3.    Jadilah seperti Elia. Ia adalah nabi yang luar biasa. Tidak gentar pada siapapun termasuk kepada raja demi menyatakan kebenaran Allah. Suara kenabian harus disampaikan. Kehendak dan perintah Allah harus dinyatakan. Itulah Elia.

Berapa banyak orang yang lebih senang berada di zona nyaman? Yang penting saya aman-aman saja, tidak usah sibuk dengan urusan orang lain. Berapa banyak orang yang bersedia untuk menerima konsekuensi terburuk asalkan kebenaran dan keadilan dapat ditegakkan? Kita dipanggil seperti Elia untuk berani bersuara dan menegur sesuatu yang salah. Sebab jika kejahatan terdengar begitu lantang bersuara akhir-akhir ini dan seakan kebenaran dikalahkan, kadangkala hal itu disebabkan karena orang benar tidak mau bersuara dan menyampaikan kebenaran tersebut.