Thursday, November 15, 2018

YOEL 3:17-21

TUHAN ADA DI MASA DEPAN
Bahan Khotbah Ibadah PKP
Kamis, 22 Nov 2018

Pendahuluan
Kisah ini merupakan lanjutan dari bacaan kita di hari Rabu kemarin tentang bagaikaman Yoel mengajarkan agar umat mampu menghadapi Hari Tuhan yang mengerikan itu dengan melakukan pertobatan secara masal atau komunal umat Israel saat itu (Yehuda).

Selanjutnya pada bacaan hari ini, kita menemukan proses pemulihan yang dijanjikan Tuhan bagi umat yang telah bertobat itu. TUHAN akan menjadi tempat perlindungan bagi umatNya, dan benteng bagi umat Israel.


Telaah Perikop
Yoel menggambarkan kehadiran Allah bagi umatNya sebagai seorang hakim yang akan duduk menghakimi bangsa-bangsa (ay.12), dan bagaikan pemilik kebun yang siap untuk menuai (ay.13). Wibawa Allah yang megah itu digambarkan bagai singa yang mengaum dari Sion (ay.16). Apa yang selanjutnya terjadi bagi umat Allah itu?

1.      Umat mengalami pemulihan (ay.18,20)
Perhatikanlah keseluruhan ayat 8 bacaan kita. Apa yang terjadi bagi Yehuda? Gunung-nung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, segala sungai di Yehuda akan mengalirkan air.

Selanjutnya silakan bandingkan dengan kondisi pada bacaan kita sebelumnya yakni Yoel 1:4-20. sangat berbeda jauh. Di situ disebut tentang hama, panen yang gagal, kebun anggur yang musnah, biji-bijian yang menjadi kering dan bahkan jeritan pilu hewa peliharaan. Apa arti dari semua perbedaan itu? Jawabnya adalah pemulihan telah terjadi. Israel tidak lagi menderita dan ditindas (ay.20). Berkat telah dicurahkan.

2.      Musuh mengalami penghukuman (ay.19)
Mesir dan Edom yang membuat umat Tuhan sengsara menerima ganjaran dari Tuhan. Mereka digambarkan bagai padang gurun yang tandus. Apa penyebabnya? Karena mereka melakukan kekerasan bagi Yehuda dan menumpahkan darah umat Allah.

Apa artinya? Allah itu adil. Akan tiba masanya mereka yang berbuat jahat akan dihukum. Tidak selamanya mereka akan terlihat menang dalam kefasikan. Sebab pada waktunya nanti kebenaran dan keadilan akan datang menyatakan wujudnya. Kefasikan dan kejahatan pasti dihancurkan.

3.      Untuk apa TUHAN melakukan itu semua? (ay.17)
Segala sesuatu ada sebab akibat. Dosa dikukum, sehingga penghukuman disebabkan oleh perbuatan dosa. Sekarang, mengapa mereka mengalami pemulihan kembali? Bukankah umat ini penuh dengan dosa? Apa alasannya sehingga Tuhan memulihkan mereka?

Sudah pasti kita meyakini bahwa pemulihan terjadi karena Kasih Allah yang besar. Tetapi pada ayat 17 kita menemukan hal yang sangat penting dari alasan mengapa Tuhan menunjukkan kuasaNya dan memulihkan Israel. Jawabannya adalah: “maka kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, Allahmu...”. Tujuan dari semua itu adalah untuk menyadarkan umatNya tentang siapakah Allah yang layak disembah itu? Mereka harus sadar dan mengetahui bahwa TUHAN, adalah Allah Israel yang harus disembah dan diagungkan.

Relevansi dan Aplikasi
Berdasarkan Firman Tuhan ini, maka ada beberapa hal penting yang dapat kita bawa untuk direnungkan dalam kehidupan keseharian kita, yakni:
1.      Pemulihan hanya mungkin terjadi atas kehendak dan kemurahan Tuhan. Israel dipulihkan oleh Tuhan dan bukan oleh usaha dan kemauan mereka. Tanpa Tuhan dan kasihNya yang kekal itu, maka tidak mungkin Israel mengakami kembali masa keemasan mereka sebagaimana dahulu kala.

Kita juga diingatkan bahwa kita membutuhakn pertolongan Tuhan. Kondisi rumah tangga, suami-istri, ataupun masa depan anak-anak semuanya ada dalam Tangan Tuhan. Kepada Tuhan saja harusnya kita berharap. Sebab Dia Pribadi Maha Kuasa itu mampu mengubah kutuk menjadi berkat dan memulihkan kehidupan kita. Terburuk sekalipun, pasti sanggup.

Itu berarti penyerahan diri kepada Allah harusnya menjadi perioritas utama kita. Berhentilah mengandalkan diri dan berharap pada manusia. Berharaplah pada Tuhan. Ia sanggup memulihkan kondisi terburuk kita sekalipun.

2.      Penderitaan yang kita alami karena perbuatan orang lain, tentunya menghadirkan sakit hati dan keinginan untuk membalas. Bacaan kita hari ini mengingatkan bahwa siapapun musuh kita, yakni mereka yang menyakiti kita akan menerima ganjarannnya. Pembalasan itu hak Tuhan. Kita tidak boleh menaruh dendam dan merencanakan pembalasan. Itu hanya akan menjadikan hati kita penuh dengan sampah busuk karena dendam.

Serahkan saja pada Tuhan. Akan tiba masanya Ia bertindak dan berperang untuk kita. Biarlah Tuhan yang menyatakan penghukuman dan penghakiman. Kita tidak berhak menuding jari, itu urusan Tuhan. Tugas kita adalah melepaskan pengampunan bagi sesama. Persoalan ganjaran, biarlah itu menjadi hak Allah sebagaimana dalam bacaan kita ini.

3.      Apa ujung akhir dari segala sesuatu? : “maka kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, Allahmu...” (ay.17). Tujuan akhir dari segala sesuatu yang Tuhan injinkan kita alami adalah suapaya menjadi kesaksian tentang siapa Tuhan dan Allah kita itu. Dialah akhirnya yang ditinggikan dan yang diagungkan. Segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup ini harusnya berakhir pada pengagungan dan pemuliaan nama Tuhan, sebagaimana kisah dalam bacaan kita ini.

Kesulitan dan kemalangan hidup tidak pernah selalu berarti keburukan. Tuhan dengan “sengaja” mengijinkan hal itu terjadi supaya melalui peristiwa yang kita alami itu, akan banyak orang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah TUHAN, Allah yang hidup.
oo0000oo