Monday, October 15, 2018

KEJADIAN 13:1-13 = MENYELESAIKAN MASALAH DENGAN BIJAK



Bahan Bacaan Alkitab Hari Minggu
21 OKTOBER 2018

PENGANTAR
Peristiwa ini terjadi ketika Abram pergi bersama dengan keluarganya, termasuk Lot menuju ke tempat yang diperintahkan TUHAN, Allahnya (12:1-8). Waktu kelaparan terjadi, ia dan rombongannya singgah ke Mesir (12:10-20) dan kemudiaan melanjutkan perjalanan menuju ke Negeb (13:1), lalu kemudian ia sampai bersama rombongan di dekat Betel yakni tepatnya diantara Betel dan Ai (ay.3). Di tempat inilah bacaan kita. Beberapa hal terjadi saat ini terutama konflik antara pekerja-pekerja dari Lot dan Abram. Bagaimana mereka menyelesaikanya? Dan apakah yang dilakukan oleh Abraham? Mari perhatikan uraian berikut ini.

TELAAH PERIKOP
Terdapat beberapa pokok penting yang menjadi penekanan dalam bacaan kita pada hari ini, yakni:
1.      Awal konflik antara Abram dan Lot (ay.1-7)
Sebagaimana disebutkan pada ay.1, Lot ikut bersama dengan Abram ketika Abram dipanggil oleh TUHAN menuju ke tanah yang di janjikan. Lot dalam Ibrani: לוֹט – LOT) artinya: tutup/ tabir), adalah anak laki-laki Haran. Dan Haran adalah adik Abraham yg paling muda. Sehingga Lot adalah kemenakan Abraham. Ternyata daerah tempat mereka berhenti itu tidak mampu menampung kekayaan mereka berdua (ay.6), secara khusus berhubungan dengan banyaknya ternak yang dimiliki oleh Abram dan Lot. Dampaknya adalah perselisihan.

Perselisihan yang dimaksud adalah perselisihan antara para gembala Abram dan gembala Lot. Bagaimanapun juga ini merupakan perselisihan kedua mereka walaupun terlihat tidak langsung. Kebutuhan untuk lahan dan jumlah pakan ternak dan kebutuhan menggembalakan ternak yang besar itu, sangat mungkin menjadi inti persoalan. Masalah wilayah yang sempit ini semakin besar persoalannya karena lahan dan tempat itu tidak hanya dipakai oleh mereka berdua tetapi juga oleh orang Kanaan dan orang Feris (ay.7).

2.      Apa yang dilakukan oleh Abram (ay.8-10)
Menyikapi konisi yang tidak nyaman itu, Abram kemudian segera bertindak untuk menengahi masalah tersebut. Ayat 8-9, menunjukkan siapa sesungguhnya Abram berdasarkan cara ia menyelesaikan masalah, yakni:

  1. Abram cepat tanggap
Abram berkata kepada Lot: “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau….” (ay.8). Abram tahu bahwa perselisihan antara gembala-gembala mereka berpotensi pada perselisihan atau konflik antar mereka. Itu berarti hubungan antar keluarga akan rusak. Abram cepat tanggap dan menghentikan potensi kinnflik tersebut dengan cara memanggil Lot untuk menyelesaikan ini dengan cara kekeluargaan dan bijak.

Logika sederhana adalah Lot hanya “ngekor” kepada Abram. Seharusnya Lot yang mesti disalahkan. Langkah tepat dan instan untuk menyelesaikan masalah adalah mengusir Lot yang terseksan menjadi “masalah” dan “beban”. Tetapi hal itu tidak dilakukan oleh Abram. Ia justru bukanmelihat masalah kekurangan dan kerugian; sebaliknya Abram justru melihat masalah utama adalah “terancamnya” hubungan keluarga. Luar biasa, bukan?

  1. Abram mengalah untuk Lot
Hal yang menarik terjadi di ayat 9 bacaan kita. Abram memberikan kesempatan pertama bagi Lot untuk membuat pilihan lokasi dan tempat yang ia inginkan. Bukankah ini hal yang aneh? Seharusnya Abram-lah yang berhak membuat pilihan pertama, bukan saja karena ia adalah orangtua (paman) dari Lot, tetapi juga karena Lot hanya “menumpang” di perjalanan Abram memenuhi panggilan TUHAN.
Apa yang terjadi selanjutnya? Dapat dengan mudah kita menduga, yakni Lot memilih daerah yang terbaik. Lot memilih daerah yang subur yakni wilayah lembah Yordan (ay.10,11); sedangkan Abram kebagian daerah yang tidak subur yakni menetap di tanah Kanaan (ay.12). Dikemudian hari kita menemukan bahwa tanah pilihan Lot adalah pilihan keliru. Sebab tanah itu didiami oleh orang Sodom (ay.13) yang sangat berdosa lalu kemudian dimusnakan oleh Tuhan (bd. Kejadian 19:1-29.)


RELEVANSI DAN APLIKASI
Sayang sekali bahwa bacaan kita hanya berhenti di ayat 13. Padahal puncak cerita ada apada ayat 14-18, yakni ketika Tuhan sendiri menemui Abram pasca membuat pilihan tersebut dan menjanjikan bahwa Tanah yang ia pilih adalah tanah yang dijanjikan yakni tanah yang diberkati (ay.14). Dengan kata lain, tanah yang dipilih Abram untuk menumpang tinggal adalah tanah yang kelak menjadi hak miliknya secara penuh sebagai pemberian dari Allah. Dari kisah ini kita beberapa hal:

a.      Hindarilah konflik
Inilah yang dilakukan oleh Abram. Ia tidak terprofokasi pada situasi konfil para gembalanya, ia justru melihatnya sebagaimana masalah untuk segera menyelesaikannya. Konflik sedikitnya membutuhkan dua orang atau dua pihak. Jika salah satu pihak tidak bereaksi, maka tidak akan terjadi perseturuan.

Kita diajak untuk belajar pada Abram dan bagaimana ia mampu melakukan pilihan yang tepat ketika potensi konflik terjadi. Ia memilih cara damai, cara yang sangat elegan yakni berkomunikasi dengan pihak lain untuk menyelesaikannya. Daripada meruncingkan masalah, mari berupaya untuk menyelesaikan masalah.
  
b.      Mengalah bukan berarti kalah, buatlah pilihan.
Untuk menghindari perkelahian, Abram segera memutuskan mereka harus berpisah dan ia meminta Lot memilih. Lot memilih lembah Yordan yang terlihat sangat baik (Kej. 13:10-11). Abram pun mengalah dan menetap di tanah bagian lainnya, di Kanaan. Apa akibat dari pilihan Lot? Pada akhirnya tempat yang dipilih oleh Lot itu, dimusnahkan oleh Tuhan, yaitu Sodom dan Gomora. Sementara Abram? Secara kasat mata hanya mendapatkan tanah sisa dan terlihat tidak sebaik lembah Yordan yang banyak airnya, tetapi Abram rela untuk mengalah dan menjauhi pertengkaran.

Kita melihat bahwa justru Tuhan memberikan yang terbaik bagi Abram (Kej. 13:14, 15). Pelajaran apa yang kita dapatkan dari kisah Lot dan Abram sehubungan dengan pengambilan keputusan/pilihan? Jangan pernah mengambil keputusan hanya berdasarkan apa yang dilihat oleh mata dan diinginkan hati (ay. 10), tetapi ambillah pilihan setelah kita benar-benar bergumul di hadapan Tuhan, “Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya” (Maz. 25:12).

c.       Yang buruk terlihat belum tentu tidak baik
Akibat Abram mengalah demi tiadak ada perseturuan dengan Lot, ia mendapatkan tanah yang kurang baik dibanding Lot. Tapi benarkah demikian? Ternyata tidak. Yang terlihat kurang baik di mata manusia, Tuhan bisa mengubah tanah gersang Kanaan menjadi berlimpah susu dan madu.

Ada konsekuensi ketika kita membuat pilihan yang benar sekalipun, seperti Abram memilih mengalah. Tapi orang yang melakukan kebenaran tidak pernah diabaikan Tuhan. Abram adalah buktinya. Kiranya kita mampu untuk tetap memilih berbuat baik, walau kelihatannya tidak mengutungkan. Sebab TUHAN, Allah mampu mengubah yang buruk sekalipun menjadi yang terbaik.
------------------