Tuesday, May 13, 2014

BAHAN RENUNGAN IBADAH KELUARGA 14 MEI 2014



AMSAL 8:10-13

PENDAHULUAN
Pada zaman Perjanjian Lama emas pilihan dan perak sudah dikenal sebagai suatu benda yang bernilai tinggi atau mahal nilainya dan bahkan hingga saat ini. Pada masa raja Salomo dan sesudahnya, terutama pada masa pembuangan di Babilonia emas pilihan yang terbaik dan mahal harganya berasal dari Ofir yang terkenal sebagai tempat penghasil emas murni, permata dan perak yang mahal harganya. Ofir terletak di barat daya Arabia di pantai Afrika Timur laut. Emas Ofir juga sering disebut dalam kitab ( 2 Taw. 8:18; Ayub 22:24; 28:16; Maz. 45:9 dan Yes.13:12; 1 Raj. 9:28Maz. 45:10, Ay.28:16. Emas itu diimpor ke Yehuda pada masa Salomo.

Namun penulis Amsal menyajikan atau memperlihatkan suatu pernyataan yang sangat kontras atau berbeda seperti yang dipahami oleh umat Israel. Ternyata ada yang lebih mahal nilainya dari emas-emas pilihan atau emas murni dan perak, yaitu hikmat yang tidak mereka kenal.

Bacaan kita dalam perikop ini menjelaskan tentang hikmat sebagai sesuatu yang lebih mahal dari emas yang berharga itu.

TELAAH PERIKOP
Kitab Amsal merupakan kitab yang dapat memberikan pencerahan bagi orang percaya dalam memahami kehidupan yang berhasil dari perspektif Allah, sehingga orang percaya dapat mengembangkan dirinya sesuai natur yang telah Allah berikan. Karena itu, pembukaan kitab Amsal memaparkan berbagai kegunaan kitab ini dalam kehidupan kita. Pelajari kitab Amsal dan mulailah hidup takut akan Allah, sehingga intelektual kita akan diisi dengan pengetahuan darinya; hati kita akan dituntun olehnya, dan kita juga akan bertumbuh dalam spiritualitas yang benar di hadapan-Nya.

Pada perikop ini, penulis amsal menyebut tentang Hikmat dan keungulannya dibanding emas dan permata. Ada beberapa pokok penting untuk memahami ayat 10-13 bacaan kita ini:

1.       Apakah Hikmat Itu
Kata "hikmat' berasal dari istilah Ibrani chokmah (baca= hokmah) yang secara umum diterjemahkan sebagai "kepandaian, kecerdasan dan kebijaksaan." Pada zaman sebelum pembuangan orang Israel menggunakan istilah chokmah untuk menunjuk pada pengetahuan teknis dan praktis. Sedangkan pasca pembuangan, kata ini menyangkut makna etis dan moral. Selain itu pengertian chokmah menyangkut pula kemampuan seseorang yang membedakan baik dan jahat (1 Raja 3: 9); alat ukur untuk membedakan tersebut adalah undang-undang Tuhan (Ul. 4:5-6; 1 Taw. 22:1-2; Ayub 28:28).

Dengan pengertian ini, kita dapat memahami bahwa kitab Amsal ditulis bukan hanya untuk mendidik orang agar memperoleh kepandaian yang bersifat teknis dan praktis. Pendidikan ini pun menyangkut pendidikan moral yang bersifat religius atau keagamaan bahkan keimanan. Uraian dari pengertian ini dapat kita simpulkan bahwa hikmat tidak sama dengan pengetahuan atau kepandaian. Hikmat justru adalah suatu pengetahuan ilahi untuk memanfaatkan didikan, ilmu pengetahuan dan kecerdasan dengan baik dan benar sesuai kehendak Allah (bd. Ay.12). Sebab hikmat bukan hanya berada di wilayah nalar tapi juga dalam hubungannya dengan iman dan kerohaniaan seseorang.

2.       Mengapa lebih berharga dari emas dan permata?
Penulis amsal tidak menyebutkan alasan langsung mengapa hikmat begitu penting dan bersanding sejajar dengan pengetahuan dan didikan. Namun jika kita memperhatikan ayat 19 kita menemukan penekanan bahwa buah dari hikmat melebihi emas dan bahkan hasilnya melebihi dari perak pilihan. Mengapa demikian?

Sebab hanya dengan memiliki hikmatlah seseorang mampu memberikan nasehat dan pertimbangan (ay.14); dengan hikmat pula orang akan mampu untuk membedakan antara jalan yang benar dan adil (ay.20) dengan jalan menuju kehancuran. Bahkan hal yang menarik lagi adalah penulis amsal menyebut bahwa dengan hikmat pula para raja bisa memerintah dan para pembesar menetapkan keadilan (ay.15); dan bahkan dengan hikmat itu seseorang dapat memperoleh kekayaan dan kehormatan bagi dirinya (ay.18).

Dengan demikian, maka sangat jelaslah mengapa kemudian hikmat itu lebih berharga dari emas pilihan dan permata termahal sekalipun.

3.       Bagaimana cara memperoleh hikmat
Untuk dapat memperoleh hikmat maka seseorang harus bersedia dididik dan mau belajar tentang pengetahuan yang diberikan kepadanya (ay.10). Jadi hikmat tidak jatuh dari langit, orang percaya harus belajar dan mau dididik tentang pengetahuan tersebut. Ini adalah awal penting untuk memperoleh hikmat.

Selanjutnya, kita menemukan dalam ayat 13 penulis menyebut istilah takut akan Tuhan. Jika kita membandingkan dengan pasal 9:10 kita menemukan bahwa ternyata permulaan hikmat itu dimulai dari takut akan Tuhan. Bahkan juga untuk cerdas dan pandai serta memiliki pengetahuan di mulai pulah dari Takut akan Tuhan (1:7). Beberapa ciri utama dari takut akan Tuhan adalah membenci kejahatan dan kesombongan serta keangkuhan (ay.13). Dengan kata, pribadi yang ingin beroleh hikmat harusnya pribadi yang berkenan kepada Allah dan memiliki keinginan tunduk pada kehendakNya.

RELEVANSI DAN APLIKASI
Ternyata memiliki hikmat lebih berharga dari pada memiliki emas dan kekayaan. Orang percaya dianjurkan untuk mengejar hikmat daripada mengejar kekayaan. Sebab jika memiliki hikmat maka pribadi itu mampu memperoleh apapun termasuk kekayaan dan kekuasaan. Namun, untuk memperoleh hikmat, kita harus menjadi pribadi yang takut akan Tuhan.

Hanya orang yang takut Tuhanlah yang akan beroleh hikmat. Sejajar dengan itu bahwa orang berhikmat sudah pasti adalah orang yang takut akan Tuhan. Inti ajaran amsal adalah hikmat. Tapi di atas segalanya, amsal sesungguhnya mengajar tentang hidup takut akan Tuhan itu. Sebab takut akan Tuhan itu akan menerima hikmat. Dan hikmat itu melebihan kekayaan apapun.

Begitu banyak yang dijanjikan Tuhan sebagai hasil memiliki hikmat karena sikap hidup yang takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan menunjukkan bahwa kita menanggapi perintahNya dengan sungguh-sungguh, dan kita memiliki kerinduan penuh untuk menyenangkan Tuhan dengan segala yang kita lakukan atau katakan, bahwa kita mendasarkan semuanya kepada Tuhan, kapanpun, dimanapun, setiap saat, setiap waktu.

Dari uraian Firman Tuhan ini kita menemukan korelasi atau hubungan antara Hikmat atau Pengetahuan dengan sikap hidup yang takut akan Tuhan. Menurut Amsal sumber segala kepandaian, kebenaran dan lain-lain itu ada pada adalah pengetahuan (1:1-6); dan permulaan pengetahuan adalah takut akan Tuhan (1”7). Maka orang haruslah mengejar pengetahuan setinggi dan sebanyak mungkin. Namun kitapula diajarkan bahwa pengetahuan tidaklah akan diperoleh dan bermanfaat dengan baik jika kita tidak Takut akan Tuhan. Ini adalah KUNCI utama dalam hidup. TAKUT TUHAN adalah cara terbaik untuk menjalani hidup ini. Sebab hanya dengan takut Tuhan orang beroleh hikmat. Dan hanya dengan hikmatlah orang akan menjalani hidup dengan baik.

Karena itu terapkanlah prinsip hidup takut akan Tuhan mulai sekarang; ajarkanlah kepada seluruh anggota keluarga kita tentang nilai luhur dari pengajaran amsal ini. Agar seluruh anggota keluarga kita bahkan turun-temurun kita dari generasi ke generasi menjadi pribadi yang takut akan Tuhan. Namun juga janganlah berhenti belajar dari tiap didikan yang benar (ay.10-11). Sebab dengan tidak bosan belajar dan bersedia dididik orang memperoleh kecerdasan dan memiliki pengetahun. Dengan hikmat Tuhan (karena takut Tuhan) maka kecerdasan itu mendatangkan berkat dan dapat dimanfaatkan dengan bijak.

Jika dunia ini hanya dipenuhi oleh orang yang cerdas dan pandaI NAMUN TAK BERHIKMAT maka sudah pasti celakalah seisi dunia ini. Sebab yang mengendalikan dan memanfaatkan pengetahuan itu adalah kejahatan dan kefasikan. Tapi jika pribadi cerdas itu takut Tuhan, maka akan bijaklah ia memanfaatkan pengetahuan untuk hadirkan berkat dalam dirinya maupun dunia sehingga menjadi kemuliaan Allah. "Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang." (Pengkotbah 12:13). Selamat menjadi Pribadi yang takut Tuhan. Amin.