Tuesday, April 2, 2013

BAHAN RENUNGAN IBADAH KELUARGA 03 APRIL 2013



BAHAN RENUNGAN IBADAH KELUARGA 03 APRIL 2013
MATIUS 15:32-39

Jemaat Tuhan....
Injil Matius adalah Injil pertama dalam Perjanjian Baru, meski secara periodisasi penulisan lebih muda di banding Injil Markus. Injil Matius ditujukan kepada orang Yahudi yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bagian-bagian dari Taurat atau Perjanjian lama yang dikutip untuk mempertegas tulisan Matius. Injil Matius juga sangat menekankan pokok ajaran tentang Tuhan Yesus sebagai mesias yang di pilih oleh Allah dan menegaskannya dengan garis keturunan dari Raja Daud (Bdg. Matius 1: 1 dst). Injil Matius sarat dengan pengajaran-pengajaran yang disampaikan oleh Tuhan Yesus sebagai tokoh utamanya. Yang paling terkenal adalah pengajaran Tuhan Yesus di sebuah bukit. Pengajaran ini terkenal dengan sebutan Khotbah Di Bukit (Matius 5-7). Pengajaran Tuhan Yesus ini sangat menyentuh kehidupan sehari-hari dari orang-orang yang mengikuti Dia.

Akan tetapi, pengajaran saja tidak cukup maka untuk menegaskan semua pengajaran-Nya, Tuhan Yesus menyertainya dengan tanda-tanda dan mujuzat-mujizat. Salah satunya adalah apa yang tercatat dalam nas kita hari ini (Matius 15: 32-39).  Oleh LAI nas ini di beri judul Yesus Memberi Makan Empat Ribu Orang, sedang versi lainnya tercatat dalam Markus 8:1-10.

Jemaat Tuhan....
Kisah tentang Tuhan Yesus memberi makan empat ribu orang memang tidak seterkenal cerita Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang (Matius 14:13-21, bahkan sampai di buat lagunya). Ceritanya hampir mirip tetapi tentu agak berbeda meski lokasi kejadian sama-sama di seputar danau Galilea. Ketika Yesus hendak memberi makan empat ribu orang (yang dihitung hanya laki-laki dan belum termasuk perempuan dan anak-anak).

Perhatikan ayat 32, bacaan kita! Disebutkan bahwa hati-Nya tergerak oleh belas kasihan karena orang banyak yang mengikuti Dia selama tiga hari. Maka, Ia meminta murid-murid-Nya untuk mengumpulkan roti dan ikan yang ada pada mereka (:32-34). Kemudian dengan  ucapan syukur Tuhan Yesus membagi-bagikan roti dan ikan  kepada murid-murid-Nya dan dilanjutkan kepada orang banyak. Sehingga mereka semua makan sampai kenyang bahkan tersisa tujuh bakul penuh (ay.35-37).

Mujizat memberi makan empat ribu orang lebih, dengan hanya berasal dari sedikit roti, yakni tujuh ketul dan beberapa ekor ikan kecil adalah terletak pada saat hati yang tergerak oleh belas kasih, ucapan syukur yang tulus dan tangan yang terulur untuk memberi. Inilah bentuk kemustahilan tersebut terjadi  ketika ada tindakan dari suara hati dan kekaguman pada anugerah Tuhan dengan teladan yang ditunjukkan.

Dengan kata lain kita menemukan ada beberapa unsur penting dari hadirnya Mujizat itu, yakni:
1.      Ayat 32, Yesus tergerak oleh belas Kasihan
Mujizat terjadi selalu dimulai atas prakarsa ilahi. Kita tidak pernah bisa menentukan terjadinya Mujizat. Tuhanlah yang menentukan, Tuhanlah yang memulai. Namun ada alasan mengapa Tuhan mau memulai dan melakukan mujizat, yakni tergerak oleh belas kasihan. Mujizat adalah anugerah karena Tuhan peduli bagi kita.

2.      Ayat 34, meyerahkan 7 ketul roti dan beberapa ikan
Perhatikanlah bahwa benar mujizat terjadi atas inisiatif Ilahi. Namun juga harus diikuti dari keinginan manusia untuk mewujudkannya. 4000 0rg laki2 itu setia dan focus pada pengajaran hingga tidak makan selama 3 hari lamanya (ay.32). Hal itu menggerakkan Yesus untuk mengerjakan mujizat bagi mereka. Dengan kata lain, mencari Allah lebih dahulu, mujizat akan diterima selanjutnya.

Kemudian mujizat itu terjadi atas kesediaan manusia terlibat di dalamnya. Para murid dan bebrapa orang tergerak juga menolong orang banyak yang kelaparan. Apa yang ada pada mereka diserahkan kepada Tuhan Yesus. Tujuh ketul roti diberikan kepada Yesus. Perhatikanlah bahwa mustahil memberi makan 4000 orang hanya dengan 7 ketul roti. Namun inilah yang penting, yakni mereka melakukan bagian mereka yang dapat dikerjakan, dan sisanya Tuhan Yesus yang selesaikan.

3.      Ayat 36, Yesus mengucap syukur dan membagikannya
Mustahil 7 ketul roti menjadi banyak untuk dimakan 4000 orang. Namun itulah kenyataannya. Hal yang kecil di tangan manusia tidak berguna, namun jika diserahkan di tangan Sang Ilahi akan berbeda hasilnya. Hal kecil di tangan kita sering dilihat kecil dan tak berfaedah, namun Yesus yang Maha Besar kuasanya itu dapat mengubah yang tak berguna menjadi bermanfaat besar.

Kita tidak harus memulai sesuatu dengan hal-hal besar!! Jangan menghitung dan mengukur pelayanan secara matematis. Jangan tunggu modal besar baru kemudian melakukan sesuatu untuk pekerjaan Tuhan. Apa yang kita meiliki, walau kecil, lakukanlah. Selanjutnya biarlah Tuhan yang cukupkan semua itu untuk menjadikannya mujizat.

4.      Ayat 37, Mujizat terjadi, ada sisa 7 bakul.
Hal yang luar biasa terjadi dalam bacaan kita bukan hanya soal 4000 orang itu kenyang, namun lebih dari itu masih ada sisa dari yang tadinya terasa tidak cukup. Dengan modal 7 buah roti, mereka menerima saldo 7 bakul lagi setelah proyek mustahil itu selesai dikerjakan.

Mujizat terjadi bukan hanya cukup dan sesuai kebutuhan. Mujizat terjadi dengan hasil melipah hingga berkelebihan juga. Sesuatu hal menjadi bearti jika paling awal semuanya diserahkan kepada Yesus. Mujizat terjadi di tangan Yesus asalkan juga tangan kita tergerak menyerhkan kepadaNya.


Jemaat Tuhan....
Belas kasihan terhadap mereka yang miskin, susah, dan menderita itu mudah, tetapi sejauh mana kita digerakkan oleh belas kasihan itu hingga terwujud dalam tindakan menolong mereka? Bagaimana dengan Tuhan Yesus sendiri?

Tuhan Yesus juga mengharapkan kita menunjukkan belas kasihan dan kepedulian terhadap semua orang tanpa membedakan status, jenis kelamin, suku, dan ras. Kita perlu memperhatikan kebutuhan manusia secara holistik. Bila kita merasa potensi dan kemampuan kita tidak seberapa, jangan cemas, tetapi serahkanlah kepada Yesus. Ia akan mencukupkan kita untuk menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Oleh karena itu, selain memberitakan Injil kita juga harus melayani kebutuhan fisik mereka yang menderita agar mereka disentuh oleh kasih Allah yang sungguh nyata di dalam hidup kita sehingga mau percaya Tuhan Yesus.

Jemaat Tuhan....
Empat Ribu orang tersebut dikatakan telah mengikut Yesus selama 3 hari dan mereka tidak mempunyai makanan. Mengikut Yesus-lah yang menjadi fokus mereka, bukan perut, bukan diri. Ini membuktikan konsep nilai yang mereka miliki, bahwa mereka adalah sekelompok orang yang sudah mempunyai kepastian di dalam mengikut Tuhan, hanya berfokus kepada Kristus dan memberikan diri mereka sepenuhnya berserah di dalam pengaturan dan pemeliharaan Allah. Orang-orang seperti inilah yang dipelihara Tuhan dalam keutuhannya.

Inilah teladan yang seharusnya menjadi ciri-ciri orang Kristen di dalam mengikut Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apakah yang menjadi fokus di dalam hidup kita? Tuhan Allah? Atau tuhan yang lain? Uang? Perut? Kenyamanan diri? Keluarga? Fokus ini dapat dideteksi dengan sederhana saja, lihatlah hal-hal apa yang sehari-hari paling menyita perhatian kita. Renungkanlah, benarkah kita menyerahkan dan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan? Maukah kita membiarkan Tuhan yang memelihara dan mengatur seluruh hidup kita?

Marilah kita bersama-sama sekali lagi menajamkan fokus kita kepada Tuhan, kemudian berhenti memusingkan hal-hal yang lain lebih dari memikirkan dan melakukan kehendak Allah. Ingat dan percayalah bahwa makanan kita pun berasal dari tangan Allah, yang akan memberikannya pada waktu-Nya dan dengan cara-Nya. Mari kita meneladani 4000 orang ini, yang setia mengikut Tuhan dan sepenuhnya berserah, sampai kehendak Tuhan yang mahabaik jadi pada waktu-Nya. Amin