Tuesday, June 21, 2011

MATERI KHOTBAH SEKTOR 22 JUNI 2011

PELAYANAN YANG MELAMPAUI KEMAMPUAN
PELAYANAN KASIH (2 Korintus 8:1-7)

Jemaat Kekasih Kristus.
Surat 2 Korintus 8 ini dituliskan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus, dengan maksud ingin mengingatkan mereka akan janji jemaat Korintus. Jemaat Korintus pernah berjanji kepada Paulus untuk memberikan berkat yang mereka miliki berupa sumbangan dana bagi Yerusalem. Namun, dengan berjalannya hari, mereka mulai undur dari janji mereka sendiri dan Paulus melalui surat ini ingin kembali menegaskan apa yang menjadi janji jemaat Korintus.

Dorongan untuk melayani haruslah oleh karena kasih. Tanpa didorong kasih, maka pelayanan akan menjadi hambar karena akan menjadi seremonial semata. Namun kita mesti mengerti kasih itu lahir didalam hati dan tak bisa dipaksakan. Rasul Paulus mengatakan bahwa pelayanan kasih merupakan kasih karunia. Arti dari pernyataan Paulus tersebut adalah pelayanan kasih hanya bisa terjadi apabila dikerjakan oleh Allah didalam diri seseorang. Tanpa campur tanganNya, maka pelayanan kasih tak akan pernah terjadi.

Mari perhatikan ayat 1 yang berbunyi: “Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.” Makedonia adalah sebuah daratan yang luas di mana beberapa kota penting pada permulaan sejarah gereja ada di sana (Filipi dan Tesalonika). Orang kristen di daratan ini terdiri dari kalangan bawah. Bahkan beberapa diantaranya adalah kalangan budak. Keadaaan sosial seperti ini tentulah sangat berat mengingat pekerjaan pelayanan kasih membutuhkan dukungan finansial yang besar. Inilah yang kita akan pelajari bahwa status sosial ekonomi tidak akan menghalangi seseorang untuk melayani. Strata sosial yang tidak sejahtera tentu akan mendatangkan berbagai persoalan sosial. Penderitaan dan kesulitan dalam kehidupan tentu menjadi sahabat dekat kemiskinan. Itulah sebanya dalam ayat 2 Paulus mengatakan: “Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.”

Kemiskinan dan hal-hal lahiriah yang menjadi produk turunannya tentulah menyulitkan orang-orang Makedonia berpartisipasi dalam pelayanan kasih. Secara logika kita dapat mengerti bahwa produk kemiskinan dapat menghalangi mereka melayani Tuhan. Namun jika kasih karuniaNya bekerja, mereka dapat didorong untuk melayaniNya dalam sukacita. Kemiskinan material bukan lagi penghalang melayani karena Allah memperkaya orang-orang Makedonia dengan kemurahan. Tahukah anda artinya? Ini sama persis dengan kisah seorang janda yang memberi persembahan 2 peser (Markus 12). Walau 2 peser itu adalah harta terakhirnya, namun dengan rela dia mempersembahkan seluruhnya kepada Tuhan. Ini tentu sangat berbeda dengan kisah seorang kaya yang akhirnya meninggalkan Yesus karena hatinya terikat pada hartanya (Matius 19).

Filosofis yang mengatakan bahwa status sosial ekonomi menjadi syarat afektifitas pelayanan yang diadopsi oleh gereja penganut dogma kemakmuran dengan demikian tidak sepenuhnya benar. Kalau seseorang yang kaya tidak dikaruniakan Allah hati yang melayani, maka kekayaannya justru akan menjadi penghalang. Tetapi seorang yang miskin harta namun kaya akan kemurahan, akan lebih efektif dalam membangun kerajaan Allah. Ini ditegaskan Paulus dalam ayat 3 yang berbunyi: “Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.” Memberi di atas kemampuan adalah tindakan yang hanya dapat dilakukan seseorang oleh karena kasih karunia. Hanya orang yang telah beroleh kasih karunialah yang akan bergerak dalam pelayan ini.

Pekerjaan pelayanan Kasih sebagai misi Kristus yang dikerjakan gereja adalah pekerjaan berat yang tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri. Pekerjaan misi harus dilakukan oleh seluruh umat Tuhan. Baik miskin maupun kaya. Namun kita sekarang menjadi kaget, karena sejarah telah mencatat bahwa orang-orang miskin telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pekerjaan misi. Orang-orang miskin bahwkan telah menjadi motor penggerak yang secara dinamis menopang pelayan kasih ini. Kondisi inilah yang terjadi di Makedonia sehingga mengatakan dalam ayat 4: “Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.”

Jemaat Kekasih Kristus.
Pelayan kasih yang sama masih dibutuhkan zaman ini. Kita juga terpanggil di zaman ini untuk ambil bagian dalam pelayanan kasih. Paulus menulis kepada Jemaat Korintus untuk meneladani gereja-gereja di Makedonia, yang walaupun mereka miskin secara materi namun kaya dalam kemurahan. Maka dari itu, marilah kita, orang-orang yang telah diselamatkan dan menerima Kasih Kristus, dan semua gereja Tuhan di akhir zaman ini, memperkaya pelayanan kita dengan mengambil bagian secara nyata dalam pelayan kasih bagi orang-orang yang membutuhkan pelayanan itu

Jemaat Makedonia jelas memberikan dukungan dalam pelayanan Kasih bukan hanya berupa materi saja, namun mereka terlebih lagi menyerahkan diri untuk menjadi pengabar-pengabar firman Tuhan. Hal ini sangat tegas disampaikan Paulus dalam ayat 5 tentang pemberian diri jemaat Makedonia Pertama-tama mereka memberikan dirinya kepada Tuhan, sebagai suatu komitmen pribadi mereka untuk menjadi seorang yang percaya kepada Tuhan dan menjadi seorang yang memperoleh hidup baru, namun, mereka merasa tidak cukup hanya sampai dibagian mereka menyerahkan diri kepada Tuhan. Mereka merasa ada yang masih kurang, yaitu mereka mau memberikan diri mereka menjadi pengabar firman Tuhan. Mengapa demikian? Sebab mereka tahu dan sadar banyak orang yang masih membutuhkan berkat firman Tuhan dan berkat keselamatan. Jemaat Makedonia sudah memperoleh keselamatan dan firman Tuhan itu terlebih dahulu melalui pelayanan Paulus bersama rekan-rekannya, maka jemaat Makedonia mau kembali membagikan berkat itu bagi setiap orang yang belum mengenal Yesus. Mereka memiliki kerinduan yang sangat mendalam untuk menjadi saksi Kristus bagi orang lain, sebab mereka tersentuh hatinya saat menyadari masih banyak orang yang membutuhkan injil, sedangkan hamba Tuhan sedikit.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Dengan demikian kita dapat simpulkan bahwa menjadi berkat seperti Makedonia untuk Yerusalem, tidak hanya atau tidak harus berupa materi. Pemberian diripun, waktu, dan tenaga adalah bagian dari berbagi berkat. Itu adalah karya luar biasa dalam pelayanan Kasih. Yang paling penting adalah kita harus memiliki Kasih. Sebab hanya dengan kasih, kita akan dapat dengan sukacita mau terlibat dalam setiap pelayanan walaupun itu telah melampau kemampuan. Jangan menunggu “punya waktu”; “punya uang”; “punya tenaga” dll sebagai alasan menunda panggilan pelayanan seperti yang di indikasikan terjadi pada jemaat Korintus. Melainkan marilah kita menjadi Makedonia modern saat ini yang dengan sukacita bersedia dengan penuh kasih terlibat dalam misi pelayanan yang Tuhan karyakan bagi gereja-Nya. Amin