Tuesday, June 7, 2011

MATERI KHOTBAH IBADAH SEKTOR 8 JUNI 2011

MATERI KHOTBAH IBADAH SEKTOR 8 JUNI 2011
IBRANI 8:1-13

JEMAAT KEKASIH KRISTUS
Sebagaimana kita tahu bersama, Surat Ibrani ini ditulis bagi orang Kristen Yahudi yang sangat menjunjung tinggi tradisi dan nenek moyang mereka. Tradisi yang dimaksud adalah hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan2 dan pengajaran iman yang tertulis dalam Taurat atau Perjanjian Lama. Bacaan kita saat ini merupakan puncak pengajaran yang ada dalam pasal 1-7 dari surat Ibrani ini tentang siapakah Yesus dan keunggulan-Nya dengan para pelaksana Perjanjian Lama dan kedudukan-Nya yang lebih tinggi dari Perjanjian itu. Ada 3 hal penting dari bacaan kita yang menguraikan tentang Kedudukan Yesus, dan jenis Perjanjian lain selain dalam taurat, yang oleh penulis Ibrani disebut Perjanjian Baru. Tiga hal pokok tersebut adalah sbb:

1.Perjanjian baru ini dilayani oleh Imam Besar yang lebih baik. (ayat 1)
Di ayat pertama ini penulis ingin menyimpulkan kepada pembacanya bahwa Yesuslah yang lebih unggul dan lebih agung dari semuanya termasuk dari para Imam di masa Bait Allah. Dengan kata lain penulis ingin menarik pembaca kepada suatu kebenaran yang paling penting, khususnya bagi pembaca Yahudi, keunggulan-keunggulan Yesus Kristus yang sudah ia bicarakan mulai dari pasal 1 sampai 7, yaitu: Dia adalah anak Allah, pencipta, lebih tinggi dari malaikat-malaikat (1:1-14); Dia adalah Allah yang menjadi manusia, memberi keselamatan (2:10); Imam Besar yang mendamaikan dosa seluruh bangsa (2:17); KemuliaanNya lebih besar daripada Musa (3:3); Yesus Kristus adalah Imam Besar menurut peraturan Melkisedek. (4-5); Maksudnya Yesus adalah Imam Besar untuk selama-lamanya, tanpa awal dan tanpa akhir (7:1-3); Imam Besar yang dikukuhkan dengan sumpah Allah (7:21); Imam besar yang menyelamatkan orang dengan sempurna dengan kualitas moral yang tanpa salah, tanpa noda, terpisah dari orang-orang berdosa dan sempurna untuk selama-lamanya (7:22-28)

Dengan menuliskan hal-hal itu mulai pasal 1-7, maka orang Kristen Yahudi diyakinkan oleh Penulis Kitab Ibrani ini bahwa tidak ada lagi Imam Besar sepanjang zaman yang dapat menandingi dan mengungguli kemuliaan dan kesempurnaan Imam Besar yang Agung itu yakni Tuhan Yesus Kristus

2.Perjanjian Baru lebih baik karena dilayani di tempat yang lebih baik (ayat 2-5).
Bapak, Ibu, dan Saudara yang dikasihi Tuhan, setelah berbicara tentang kedudukanNya yang tinggi sebagai Imam Besar, penulis Ibrani melanjutkan dengan tempat Tuhan Yesus sebagai Imam Besar melaksanakan fungsi keimamatan-Nya, yang juga lebih tinggi dan lebih agung dari Bait Allah di Israel pada zaman itu.

Tempat pelayanan Imam Besar itu, bagi tradisi Yahudi, memang merupakan hal yang penting, sebab mereka sangat menghargai hukum Taurat dan tradisi nenek moyang mereka. Sejak zaman PL ketika orang Israel keluar dari Mesir, di padang gurun, Allah telah memberi petunjuk kepada Musa untuk mendirikan kemah suci tempat menyimpan Tabut suci sebagai lambang kehadiran Tuhan (Kel 25-26). Dan para imam melakukan tugas mereka di dalam kemah suci. Tabut Allah ini selalu berpindah-pindah. Pada zaman Hakim-hakim ada di Gilgal lalu pindah ke Betel kemudian ke Silo. Maka tempat pelayanan para imam juga berpindah-pindah. Sampai pada zaman Salomo Tabut ini dipindahkan ke dalam Bait Allah yang didirikan Salomo.

Sejak itu para imam melayani di bait suci di Yerusalem (1Raja 6-8). Kemudian Babel menyerang Yerusalem dan menghancurkan Bait Suci (587 SM) ada sebagian imam yang ditawan dan ada yang tersebar (2 Raja 25:3-21). Setelah lewat 70 tahun Allah membangkitkan Nehemia dan Ezra untuk membangun kembali kota suci dan Bait Suci untuk mengembalikan tugas imam di dalam Bait Suci (Ezra 1-3, 5-6, Neh 12-13). Tabut Allah waktu itu sudah tidak ada, mungkin sudah hilang pada waktu diserang Babel. Sampai pada zaman Tuhan Yesus kita tahu bahwa karena perbuatan jahat para imam dan pemimpin agama maka Bait Suci dijadikan sebagai tempat jual beli (Yoh 12:19; Mat 21:12-13), maka Tuhan Yesus menjadi marah dan bernubuat bahwa Bait Suci itu akan diruntuhkan (Mat 24:1-2). Nubuat ini digenapi pada tahun 70 AD, ketika tentara Roma menyerang dan menghancurkan Yerusalem.

Dengan demikian tempat pelayanan imam di bumi bisa berubah-ubah, bisa dihancurkan, dan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai Imam Besar yang sempurna memang terlalu agung untuk menempati Bait Suci yang ada di bumi. Imam Besar yang begitu agung memang layak untuk melayani di tempat yang lebih baik. Dan di sana Ia “duduk di sebelah kanan tahta yang Maha Besar.” Di dalam Wahyu 5:13b kita dapat melihat jelas akan kemuliaan, hormat dan kuasa dari Tuhan Yesus yang berada di atas tahta itu. Maka Yesus Kristus yang duduk di atas tahta menyatakan bahwa Dia dengan Allah adalah sama berkuasa, sama mulia, sama menghakimi, sama memerintah dan seterusnya. Namun dengan tahtaNya, kehormatanNya, kebesaranNya yang begitu agung dan mulia dikatakan bahwa Ia melayani. Yesus tidak pernah memandang kebesaranNya sebagai sesuatu yang harus dinikmati sendiri, namun justru di dalam kemuliaan sekalipun Ia tetap melayani.

3.Perjanjian Baru lebih baik karena didasarkan pada janji-janji yang lebih baik (ayat 6-7).
Saudara yang kekasih, Istilah/Kata ’Perjanjian’ dalam bahasa Yunani pada surat Ibrani ini menggunakan kata diatheke, yang berarti suatu wasiat atau warisan. Inilah inisiatif Allah. Maksudnya adalah bahwa Allah yang memberikan PerjanjianNya tanpa persetujuan dari pihak manusia. Manusia hanya dapat menerima atau menolak perjanjian tersebut. Jadi ini sama dengan suatu warisan saja tentunya. Suatu perjanjian untuk hubungan baru agar kita dapat berdamai dengan Tuhan yang semata-mata adalah inisiatif dan anugerah dari Allah saja.

Mengapa PB diberikan? Dari ayat 7 kita dapat mengetahui bahwa perjanjian yang pertama itu bercacat, sehingga diberikan lagi perjanjian yang kedua yaitu perjanjian baru. Di mana cacatnya? Ayat 8 mengatakan bahwa Ia menegor orang Israel karena mereka tidak setia pada perjanjian Tuhan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perjanjian yang pertama gagal disebabkan oleh kegagalan orang-orang Israel yang tidak setia pada janji yang diberikan kepada mereka ketika mereka keluar dari Mesir. Mereka yang diberikan hukum Taurat dan seharusnya setia pada Tuhan gagal dan terus jatuh dalam penyembahan berhala.

JEMAAT KEKASIH KRISTUS
Kata atau istilah ”baru” yang menunjuk Perjanjian Baru dalam ayat 8 adalah Kainos yang artinya baru dari sudut waktu dan juga kualitasnya. Perjanjian ini berbeda kualitasnya dengan PL. Kainos berarti apa yang tidak ada dahulu kini ada, belum pernah dipakai, masih segar, belum pernah didengar, tidak seperti biasanya. Oleh sebab itu PB ini berbeda dengan PL. Lalu apakah yang baru dari perjanjian ini? Melalui perjanjian baru ini, Tuhan menaruh Hukumnya ke dalam akal budi dan hati umatNya (ayat 10). Tuhan bekerja dalam hati manusia melalui Roh Kudus yang memperbaharui hidup orang percaya sehingga senantiasa melakukan hukum Tuhan, kehendak Tuhan. Sedangkan dalam perjanjian lama hukum Taurat diberikan di luar manusia. Hukum itu baik, tetapi hati manusia tidak, hati manusia selalui ingin memberontak. Melalui perjanjian baru ini juga setiap orang percaya, besar dan kecil akan mengenal Tuhan (ayat.11) artinya perjanjian ini berlaku secara menyeluruh bukan hanya satu bangsa. Melalui perjanjian baru ini setiap orang percaya menerima pengampunan dosa (ayat .12). Ini semua sama sekali baru dan tidak ada di dalam perjanjian lama.

JEMAAT KEKASIH KRISTUS
Dari uraian Firman Tuhan ini, ada beberapa hal penting yang dapat kita bawa dalam hidup beriman kita:
1.Tuhan Yesuslah satu-satunya Juruselamat yang dijanjikan kepada umat-Nya itu. Oleh sebab itu kita tidak perlu ragu lagi akan Yesus Kristus yang menjadi perantara, pendamai, dan Juruselamat satu-satunya. Biarlah dengan kebenaran yang sangat agung dari surat Ibrani ini iman kepercayaan kepada Yesus Kristus Juruselamat dan Juru damai satu-satunya itu semakin diteguhkan.

2.Tuhan Yesus mempunyai tahta yang paling tinggi, namun Alkitab mencatat bahwa ia melayani di tempat yang tertinggi itu. Bagaimana dengan kita, sudahkah kita melayani Tuhan dengan baik. Apakah selama ini kita lebih mengharapkan untuk dilayani atau untuk melayani? Ada yang berkata selain melayani bukankah kita juga mesti dilayani? Memang kita harus saling melayani, tetapi bukan berarti selalu menuntut untuk diperhatikan terus dan dilayani terus, malah sebaliknya kita harus memikirkan bagaimana untuk dapat melayani dengan lebih baik lagi. Tuhan Yesus sudah memberi teladan yang indah, di tempat yang sempurna, dengan kedudukan yang agung, Ia justru tetap melayani.

3.Kehadiran Tuhan Yesus, membawa sutu Perjanjian yang baru antara kita dengan Bapa di Sorga. Dengan demikian betapa bahagianya kita yang menerima perjanjian baru ini. Tuhan melalui Roh Kudus hadir di dalam hati kita, kita menerima pengampunan dosa, kita yang bukan bangsa terpilih tapi kini menjadi umat pilihan yang mengenal Tuhan yang sesungguhnya, kita dapat berhubungan langsung dengan Bapa di Sorga melalui Yesus Kristus, betapa baiknya dan luarbiasanya Perjanjian Baru ini. Itulah sebabnya penulis kitab Ibrani menutup perikop ini dengan mengatakan bahwa karena ada yang baru itu maka yang lama itu menjadi tua dan usang, dekat kepada kemusnahannya. Dan yang baru itu yang lebih baik.

Karena itu kita harus bersyukur lewat bertekad untuk melakukan yang lebih baik kepada Tuhan, sebagaimana Tuhan telah melakukan yang paling baik untu kita. Tetaplah mengerjakan keselamatan yang sudah Tuhan anugeahkan bagi kita. Jadikan Tuhan Yesus sebagai Imam Besar yang memimpin hidup rohani kita, dan juga sebagai Pengantara kepada Bapa, agar kita tetap menjadi anak-anak Allah yang diberkati. Amin.





saduran dari:
www.sumberkristen.com