Saturday, March 28, 2015

BERKAT ATAU KUTUK

IMAMAT 26 : 1- 6

“Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu hari ini berkat dan kutuk:...berkat, apabila kamu mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini...dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah Tuhan Allahmu dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal”
(Ul 11: 26-28)

Saudara-saudaraku...
Dewasa ini masih bayak orang Kristen yang keliru dalam memahami arti kata “Berkat dan Kutuk”. Ada yang dengan senang hati mempercayai adanya berkat, tetapi meragukan adanya kutuk karena dianggap berbau tahayul dalam dogeng-dongeng zaman purba. Padangan demikian sesungguhnya tidak realistis. Padahal di dalam dunia ini  ada dua kekuatan (magnit) yang saling tarik menarik, dua sisi yang saling berlawanan. Dua kutub magnit kekuatan yang sangat mempengaruhi hidup manusia. Misalnya, ada gelap dan terang, panas dan dingin, kebaikan dan keburukan, Rasul Paulus katakan, hidup dan roh dan hidup dalam daging, demikian halnya dengan berkat dan kutuk. Bahkan kata-kata berkat dalam Alkitab tercatat kurang lebih 410, sedangkan kata kutuk dalam berbagai bentuk tertulis kurang lebih 230 kali. Jadi unsur dikotomi antara keduanya selalu ada dan terhadap kedua kutub magnit kekuatan ini, manusia diminta untuk menentukan sikap!

Disamping itu ada yang menganggap bahwa kekayaan, kemakmuran, keberhasilan dan sejenisnya dijadikan standar penilaian untuk “berkat” atau orang-orang yang “diberkati Tuhan”. Sedangkan malapetaka, kemiskinan, penderitaan atau jenis bencana lainnya dijadikan standar penilaian untuk “kutuk” atau orang-orang yang “dikutuk Tuhan”. Seolah-olah  mereka yang mengalami bencana, penderitaan, miskin dan berkekurangan berarti ia tidak diberkati Tuhan atau menerima kutukan. Apakah benar demikian ? Marilah kita belajar dari apa yang dikatakan Ulangan 11: 26-28 dan terutama yang menjadi renungan kita hari ini Imamat 26:1-6
Refleksi terhadap teks
Sejak manusia memilih tidak taat dan memberontak kepada aturan Allah maka sejak itulah manusia kehilangan kemuliaan Allah, manusia kehilangan berkat Ilahi. (Rom 3: 23; 6:23)Dosa dipahami bukan sekedar pelanggaran moral etis tetapi sikap memberontak kepada Allah, pelanggaran terhadap kehendak Allah, yakni menolak otoritas Allah sebagai sumber berkat yang menentukan tujuan hidup manusia. Karena itu dosa mengandung konsekwensi-konsekwensi logis, apakah kita akan hidup dengan “berkat Ilahi”atau tetap hidup dalam “kutukan”.

Kata berkat berasal dari kata benda “barakh” bentuk aktifnya adalah kata kerja “brk” yang diucapkan untuk memberkati dengan menyebut nama Yahweh. Bentuk pasifnya adalah dari kata kerja “bruk” yang digunakan untuk Yahwe. Ibr, memperlihatkan dua ciri kata berkat, yaitu “brk” dalam bentuk. qal: “to knell” (Maz. 95:6; 2Taw. 6:13), dalam bentuk hiphil: “to make(camels) kneel” (Kej. 24:11). Yang kedua dari kata benda “berekh”: “knee”(Yes.45:23) Selain itu, kata ini juga digunakan untuk mengambarkan relasi antara atasan dan bawahan, yaitu ketika bertemu dengan atasannya maka bawahan harus berlutut. Dalam bahasa Semitic juga diterjemahkan: “knee”, “blessing”.

Dalam PL berkat adalah kemurahan yang dikaruniakan Allah kepada umatNya, seperti pada waktu panen (Ul. 28:8). Berkat juga merupakan salah satu dari kata-kata pujian bagi Allah atau kata-kata untuk membuat seseorang atau sesuatu menjadi kudus”. Kata “berakah” atau bahasa Arab“barokah”. Kata berkat juga sering dihubungkan dengan karunia benda, seperti material (Ul. 11:26; Amsl. 10:22; 28:20; Yes. 19:24 dll) berkat adalah karya Allah (Kej. 1:22), penyembahan dan pujian kepada-Nya (Kej. 24:48), pemilihanTuhan (Ul. 19:2, 7; 10:8) berkaitan dengan kesetiaan pada perjanjian Tuhan (Ul.28:15-46).

Paulus memakai kebenaran tentang berkat ini untukmenjelaskan ajaran penyelamatan Allah didalam pengorbanan Tuhan Yesus kristusdiatas kayu salib (salib lambang dari kutuk). Hukum menjadi kutuk bagi mereka yanggagal menaatinya, tapi Kristus menyelamatkan kita dengan menjadi kutuk bagikita. (Gal 3: 10,13) Berkat itu adalah anugerah dan kasih karunia Allah, yangharus dilihat secara holistik (tidak berbicara soal material saja, tetapikeseluruhan hidup manusia kini dan mendatang) dan otoritas berkat itu ada padaAllah sendiri sebagai sumber berkat  dalamrelasiNya dengan manusia. Jadi kita melihat di sini bahwa relasi adalahsegalanya untuk menentukan apakah manusia hidup dalam “berkat Ilahi” atau hidupdalam  “kutukan”.

Sekarang kita bicara tentang kutuk. Adakah disaat-saat tertentu Saudara berpikir, mengapa kehidupan saya nampaknya terus menderita, gagal dan tidak lepas dari masalah, apakah saya telah terkena suatu kutuk tertentu? Bagaimana jalan keluarnya? Benarkah demikian ?
Ungkapan kata “kutuk”  kebalikan dari berkat. Dalam bahasa Ibrani yang diterjemahkan dengan “kutuk” adalah “qlalah alah arar” dalam LXX diterjemahkan dengan “kitara, kataraomai, epikataratos. Di luar PL kutuk berasal dari akar kata “lh” asli dari bahasa Arab. Bentuk kata yang lainnya adalah “lw” dan “alwe” dan benuk konstruknya adalah “lt” yang berarti “kutuk’dan “janji”.  Arti asasi dari “kutuk  atau “pengutukan” dimana seseorang dapat mengucapkan kutuk, menginginkan kerugian orang lain (Ayub 31:30; Kej12:3); atau untuk menguatkan janjinya sendiri (Kej 24:41; 26:28; Neh 10:29); atau untuk menjamin kebenaran kesaksiannya dalam hukum (1 Raj 8:31; bnd Kel 22:11). Jika Allah mengucapkan kutuk,pertama-tama ialah celaan atas dosa (Bil 5:21, 23; Ul 29:19, 20); kedua, kutuk itu ialah penghukumanNya atas dosa (Bil 5:22, 24, 27; Yes 24:6); dan ketiga, orang yang menderita akibat-akibat dosa karena penghakiman Allah disebut suatu kutuk (Bil5:21, 27; Yer 29:18).

Alat atau sarana dasar yang dipakai sebagai perantara(medium) untuk menyampaikan berkat atau kutuk adalah “kata-kata” atau “ucapan”dan tulisan atau dalam hati (baca Ams 11:9; 12:18;  15:4; 18:21) Yakobus memakai contoh yang menarik yang menekankan bahwa kata-kata memiliki kuasa yang luar biasa yang dapat berpengaruh terhadap manusia maupun keadaan tertentu dan pengaruh yang ditimbulkannya ada yang bersifat baik (mendatangkan berkat) dan ada yangbersifat tidak baik (yang mendatangkan kutuk) dengan mengatakan: “dengan lidah kita memuji Tuhan Bapa kita dan dengan lidah kita mengutuki manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk, hal- ini Saudara-saudara tidak boleh demikian terjadi” (baca Yak 3:5-6;9-10)

Dalam konteks Imamat pasal 26:1-6 secara khusus berbicara tentang ucapan berkat, antara lain dikatakan: “aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan diladangmu akan memberi buahnya (band. Ul 28:1,2) ...kamu akan makanan makananmu sampai kenyangdan diam dinegerimu dengan aman tenteram...Aku akan memberi damai sejahtera didalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu dan pedang tidak akan melintas dinegerimu” (ay 4, 5b,6)

Siapa kah yang tidak mau menerima janji berkat seperti ini? dimana tanah tempat kita tinggal diberkati Tuhan, kita juga  diberkati secara ekonomi, dan tidak ada kekerasan, kriminalitas atau peperangan tetapi kita hidup dengan aman tenteram dan dalam damai sejahteraNya. Setiap Saudara pasti senang ketika dijanjikan dengan berkat-berkat seperti ini bukan!. Sayangnya, banyak orang hanya mau menerima berkat Tuhan, tetapi tidakmau hidup sesuai dengan kehendakNya agar berkatNya dicurahkan!

Ada konsekwensi logis agar supaya kita menerima berkat-berkatNya.Apakah itu?  Seperti yang dikatakan diayat 1 dan 2 “Janganlah kamu  membuat berhala bagimu dan patung atau tugu berhala, janganlah kamu dirikan bagimu; juga batuberukir, janganlah kamu tempatkan dinegerimu untuk sujud menyembah kepadanya,sebab Akulah Tuhan, Allahmu..kamu harus memelihara hari-hari SabatKu danmenghormati tempat kudusKu, Akulah Tuhan”.

Artinya, kalau kita sudah percaya kepada Tuhan Yesus, jangan lagi percaya dan pergi menyembah berhala-berhala, kedukun-dukun, paranormal, orang pinter. Hal-hal inilah yang akan menjadi kutuk bagi kita! Kita harus membangun relasi kita  yang baik dan benar dengan Tuhan atau memelihara persekutuan yang intim denganTuhan. Relasi seseorang dengan Tuhan akan memberi penjelasan apakah kita hidup dalam berkat Ilahi atau dalam kutuk. Jika kekayaan membuat seseorang itu menjauhkan diri dari Tuhan, maka itu adalah kutuk, karena kekayaan tidak memberi jaminan orang bisa hidup sejahtera, sukacita dan bahagia. Hanya ada satu jalan keluar yang disediakan Allah yaitu melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus diatas kayu  salib. (salib adalah lambang kutuk)

Bahkan dikatakan selanjutnya “...tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu..jikalau kamu menolak ketetapanKu dan hatimu muak mendengar peraturanKu sehingga kamu tidak melakukan segala perintahKu dan kamu mengingkari perjanjianKu...maka kamu Akupun akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam yang membuat mata rusak dan jiwa merana; kamu akan sia-sia menabur benihmu, hasilnya akan habis dimakan musuhmu” (ay 14-16; baca ay 17-39)

Lebih keras lagi diingatkan dan diulangi di keluaran, dimana umat diperhadapkan pada pilihan, apakah mereka mau hidup dalam berkat atau kutuk dan pilihan itu akan menentukan apa yang akan terjadi dengan kehidupan dan masa depan mereka, “Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu hari ini berkat dan kutuk: ...berkat, apabila kamumendengarkan suara Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hariini...dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah Tuhan Allahmu dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal” (Ul 11: 26-28)


Jadi yang menentukan semuanya apakah itu berkat atau kutuk adalah seperti apa relasi Saudara dengan Tuhan. Jika relasinya harmonis, yakni apapun yang seseorang alami, entah senang ataupun susah, entah gagal atau berhasil, entah berkempihan berkat atau tidak, jika Saudara semakin dekat dengan Tuhan maka itu  adalah berkat bagiSaudara. Dan jika sebaliknya yang terjadi, sekalipun Saudara memiliki segalanya (kelimpahan berkat) tetapi ternyata hidup Saudara semakin hari semakin jauh diadari Tuhan sehingga relasinya terputus maka itu adalah kutuk. Amin 

No comments:

Post a Comment