Thursday, August 7, 2014

BAHAN PERSIAPAN IBADAH GERAKAN PEMUDA (sesuai SBP)


BAHAN PERSIAPAN IBADAH GERAKAN PEMUDA
GPIB JEMAAT BETHANIA MAKASSAR
10 DAN 11 AGUSTUS 2014



I KORINTUS 9:26-27 (10 AGUSTUS 2014)

PENGANTAR
Surat ini ditujukan oleh Paulus kepada jemaat-jemaat yang tersebar di kota Korintus. Kota Korintus dalam perjanjian baru adalah sebuah kota pelabuhan yang berada di Semenanjung Makedonia. Paulus mengunjungi Korintus pada perjalanan misi ke 2 dengan melewati medan perjalanan yang sangat berat baik melalui darat dan laut maklum waktu itu belum ada kendaraan apalagi pesawat terbang, WAKTU ITU  alat transportasi yang biasa digunakan adalah jalan kaki. 

Tapi luar biasa seorang Paulus yang telah menjadi hamba Tuhan tidak pernah mundur apapun resikonya demi memberitakan Injil. Biasanya ketika ia berpindah pada jemaat yang lain maka ia selalu menulis surat kepada jemaat jemaat yang pernah ia kunjungi. Surat adalah sarana komunikasi yang tepat waktu itu. Beda sekarang yang sangat mudah dijangkau dengan HP.

Dalam Alkitab tercatat 2 kali ia mengirim surat pada jemaat Korintus.  Kalau kita mencermati surat yang pertama dan yang kedua, telah terjadi masalah yang sangat serius dalam dinamika jemaat karena banyaknya penyusup yang menyamar sebagai pelayan untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri. Paulus banyak menulis dengan tegas untuk menjelaskan siapa dia, apa motivasi pelayanannya dan apa kerinduannya kepada jemaat  melalui surat-suratnya.

TELAAH PERIKOP (I Kor. 9:26-27)
Beberapa orang di Korintus mempertanyakan kerasulan Paulus (ay.2) dan meragukan segala bentuk pengajarannya. Di sisi lain juga timbul persoalan soal fasilitas dalam pelayanan. Jemaat Korintus banyak mengfasilitasi kebutuhan pelayanan dari tenaga pelayan terutama para rasul dan pemberita injil. Namun menariknya adalah terdapat perlakukan tidak adil yang diterima oleh Paulus dan Barnabas mengenai fasilitas pelayanan itu (ay.6).

Fasilitas pelayanan apakah yang dimaksud oleh Paulus? Jika memperhatikan ayat 6 bacaan perikop ini maka kita mendapat kesan bahwa HAK RASUL yang dimaksud oleh Paulus adalah dibebaskan dari pekerjaan tangan karena tanggungjawab yang harus fokus dalam pelayanan. Adalah hak para rasul untuk mengharapkan mendapat imbalan duniawi (makanan, minuman, hak untuk menikah, dll) setelah melaksanakan tanggungjawab pelayanan (ay.5, 8-12). Mengapa hal ini ditegaskan oleh Paulus? Sebab adalah hak Paulus sebagai rasul untuk hidup dari pemberitaan injil setelah ia memberitakan injil (ay.14). Hal ini secara tidak langsung mengkritik Korintus yang mengabaikan pembiayaan kebutuhan hidup para pelayan, termasuk pada rasul Paulus, yang telah berjerih payah melayani.

Yang menarik dari uraian tentang hak Rasuli ini, kita menemukan ayat 15 yang menjelaskan soal integritas pelayan Tuhan yang ditunjukkan oleh Paulus. Hak Rasul itu TIDAK PERNAH DIPERGUNAKANNYA. Hal ini memberi indikasi bahwa kemungkinan besar bahwa Paulus tidak menikah. Dan untuk kelangsungan hidupnya, ia tidak meminta hal dari jemaat, melainkan berusaha sendiri sebagai pembuat tenda untuk menghidupi keluarganya. 

Mengapa Paulus tidak sibuk mengejar-ngejar hak nya itu? Hal ini terjawab dalam ayat 26-27 bacaan kita. Rupasnya fokus pelayanan Paulus bukanlah fasilitas pelayanan dan hak yang harus ia peroleh dari hasil melayani. Fokus pelayanan Paulus adalah pelayanan itu sendiri. Ia mengandaikan bahwa melayani dalam pelayanan itu bagaikan melakukan pertandingan dalam gelanggang pertandingan dengan target menjadi juara atau menang mencapai garis akhir (ay.24). Dengan kata lain, fokus pelayanan Paulus adalah mengakhiri pelayanan hingga tuntas dan selesai.

Bagaimanakah cara Paulus untuk mengakhiri dengan baik dan memenangkan pertandingan dalam gelangan pelayanan? Apakah strategi Paulus agar tetap fokus dalam pelayanan? Ada beberapa pokok penting yang disampakan Paulus:
1.       Menguasai diri dalam segala hal (ay.25)
Menguasai diri yang dimaksud Paulus adalah dalam segala hal. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pelayan perlu mengasah kemampuan, kekuatan dan potensi diri kearah peningkatan optimal sehingga dalam segala hal dan segala kebutuhan dapat menyelesaikan dengan baik dan benar. Adalah penting unuk menguasai dir dalam segala hal. Sebab bukankah banyak orang mengalami kejatuhan justru karena penguasaan diri yang kurang baik? Entah itu menyakut emosi dan mentalitas diri.

2.       Tujuan yang benar (ay.26)
Maksud Paulus dari ayat 26 ini sangat jelas. Jika tujuan tidak dimiliki saat melakukan sesuatu maka akan sia-sia. Seorang petanding memiliki tujuan untuk beroleh makota atau piala. Bagaimana dengan kekristenan itu? Paulus menyebut dalam Filipi 3:14 bahwa tujuannya melayani adalah untuk menjawab panggilan Tuhan Yesus untuk memperoleh hadiah panggilan sorgawi. Tujuan yang tepat akan memberikan motivasi yang tepat juga. Inilah yang dinaksud oleh Paulus.

3.       Menyiapkan dengan baik agar tidak ditolak (ay.27)
Melatih tubuhku yang dimaksudkan, tentu saja, adalah disiplin diri. Berjalan dengan Allah menuntut adanya pengorbanan diri, pengorbanan hal-hal yang tidak harus jahat, tetapi yang menghalangi pengabdian jiwa sepenuhnya kepada Allah - seperti berbagai kesenangan dan keuntungan duniawi. Pada zaman yang mengutamakan kemewahan, seperti saat ini, kata-kata Paulus ini memiliki makna nyata bagi hamba Kristus yang sungguh-sungguh. Paulus memanggil banyak orang untuk ikut berlomba dalam kehidupan Kristen melalui Injil. Dia tidak ingin ditolak. Kata ini tidak berarti kehilangan keselamatan. Artinya secara harfiah ialah tidak disenangi. Jelas sang rasul memperhatikan agar ia tidak ditolak oleh wasit pertandingan untuk memperoleh hadiahnya. Dia tidak takut dihalangi sang bentara untuk ikut di dalam lomba. Semua ikut berlari, tetapi tidak semua menerima hadiah; dan Paulus ingin memperoleh hadiah itu.

RELEVANSI DAN APLIKASI (diksusikan)

No comments:

Post a Comment