Sunday, May 4, 2014

BAHAN RENUNGAN IBADAH PKB 05 MEI 2014




LUKAS 24:36-48

PENDAHULUAN
Bacaan ini berada setelah kisah penampakan di jalan ke Emaus. Dalam kisah di jalan sampai ke Emaus itu, Yesus menampakkan diri kepada dua orang murid-Nya. Peristiwa itu tentu mengejutkan sekaligus menguatkan keyakinan para murid bahwa Yesus bahwa Guru mereka telah bangkit. Suasana bingung dan bertanya-tanya tentu menyelimuti sebagian besar murid oleh karena mereka belum mengalami secara langsung peristiwa yang terjadi atas kedua teman mereka.

Kini ketika mereka sedang membicarakan hal mengejutkan itu, Yesus tiba-tiba berada di tengah-tengah mereka dan mengucapkan salam, “Damai sejahtera bagi kamu!” Inilah ucapan salam yang mengharapkan agar yang diberi salam itu merasa tenang, aman, nyaman dan makmur, sebagaimana maksud dari kata damai sejahtera (Yun. eirene). Harapan akan hal tersebut ternyata malah berbanding terbaik. Para murid ternyata menjadi terkejut dan takut: apakah ini hantu? Mereka menjadi bingung juga ragu tentang kenyataan di hadapan mereka.

TELAAH PERIKOP 
Melihat keadaan yang kurang nyaman itu, Yesus kemudian meyakinkan mereka bahwa Dialah itu. Pada dasarnya sikap bertanya-tanya dengan penuh keraguan di kalangan para murid itu mencerminkan sikap orang Kristen yang menjadi alamat penerima Injil Lukas. Keragu-raguan, yang dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata dialogismos, sebenarnya menunjukkan sikap yang mempertanyakan kebenaran sesuatu. Dalam hal ini mereka mempertanyakan apakah Yesus benar-benar bangkit; apakah sas sus yang berkembang itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ini sekaligus menggugat intisari iman Kristen yang berdasar pada keyakinan Yesus yang bangkit.

Keraguan para murid tersebut dijawab oleh Yesus dengan membuktikan kebangkitan-Nya, yakni:
1.       Tangan dan kakinya yang berbekas paku dan tubuh yang berdaging dan bertulang. Dalam budaya pada waktu itu ada keyakinan bahwa yang namanya hantu, pasti tidak memiliki daging dan tulang; hanya berupa bayangan saja. Dalam budaya timur, ada kepercayaan bahwa hantu tidak menjejakkan kakinya di tanah. Dapat saja pada waktu itu Yesus menjejakkan kakinya di tanah untuk menguatkan bukti bahwa tubuhnya yang bangkit itu bukanlah hantu.
  
2.       Yesus membuktikannya dengan makan sepotong ikan goreng. Hantu tentu saja tidak melakukan aktivitas itu, seperti halnya manusia.

3.       Bukti selanjutnya dari kebangkitan Yesus adalah para pengikutnya yang diharapkan dapat menjadi saksi peristiwa itu. Istilah saksi menggunakan kata martus yang berpadanan dengan kata martir. Jadi dalam hal ini bukanlah saksi dusta atau rekayasa, tetapi saksi yang benar-benar rela mempertahankan kebenaran kesaksiannya itu di hadapan semua orang. Keterangan inilah yang membuat inti iman Kristen itu tetap dipegang oleh semua orang Kristen di dunia ini.

Ketiga hal inilah yang secara kasat mata membuktikan peristiwa ajaib yang luar biasa tentang kebangkitan Yesus itu. Namun di atas semuanya itu ada suatu karya besar yang sedang terjadi, yakni penggenapan nubuat kitab suci tentang Mesias yang berkarya untuk mengampuni dosa manusia. Ditegaskan bahwa dalam nama-Nya berita tentang pertobatan (Yun. metanoia) dan pengampunan dosa (Yun. aphesis) harus disampaikan kepada semua orang.

Istilah metanoia pada dasarnya berarti perubahan seantero akal dan budi dari yang salah kepada yang baik. Sedangkan istilah aphesis merupakan suatu kata yang diambil dari dunia pemasyarakatan, tatkala seorang tahanan mendapat pengampunan (remisi). Dengan demikian esensi yang paling utama dari kebangkitan Yesus bukan hanya terpaku pada tubuh yang bertulang daging atau makan saja atau pula kubur yang kosong, melainkan paa murid sebagai saksi kebangkitan yang harus memberitakannya.

RELEVANSI DAN APLIKASI
1.        Kebangkitan Kristus adalah kenyataan yang tak terbantahkan. Bagaimanapun cara banyak orang menolak berita kebangkitan, iman kita tak tergoyahkan bahwa Kristus sudah bangkit.

Memang tidak mudah untuk meyakinkan orang lain tentang berita kebangkitan tersebut. Sebagaimana Yesus hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk mengalahkan alam maut; selanjutnya hanya butuh 10 hari bagi Yesus, setelah kenaikanNya, untuk menyiapkan segala sesuatu bagi pencurahan Roh Kudus; tetapi Dia harus menunggu 40 hari setelah kebangkitan untuk yakinkan para murid  yang ragu bahwa Ia sudah bangkit,- maka demikian juga tidak mudah meyakinkan orang lain bahwa Kristus sudah bangkit.

2.        Bukti yang paling nyata dari kebangkitan Yesus adalah orang Kristen di segala tempat dan sepanjang zaman. Siapapun dia yang menjadi Kristen (pengikut Kristus) berada pada suatu keharusan iman, yakni bersaksi tentang Yesus dan kebangkitan-Nya. Karena itu, orang Kristen merupakan saksi hidup dari suatu peristiwa pada masa silam. Ini adalah suatu hal yang unik. Kekristenan merupakan suatu situasi di mana intisari imannya diturunalihkan dari generasi yang satu ke generasi sesudahnya. Hal itulah yang selalu dilanjut-lanjutkan sehingga iman Kristen dapat bertahan kurang lebih dua ribu tahun.

Sebagai kaum bapak yang adalah kepala keluarga dan orang tua, maka merupakan kewajiban kita pula untuk meneruskan berita kebangkitan ini dari generasi ke generasi. Supaya iman Kristen terus bertumbuh sampai Kristus datang kembali.

3.        Kebangkitan Kristus bukanlah mimpi atau ilusi. Ia bukanlah sosok hantu (ay.37-39). Ia mengucapkan salam kepada para murid. Ia mempersilahkan mereka menyentuh dan meraba-Nya. Ia minta makanan, dan makan bersama-sama mereka. Ia telah mati dan mengalahkan maut,  dan Ia telah bangkit. Alasan utama dari kematian dan kebangkitanNya adalah karena TUHAN, Allah mengasihi dunia ini (Yoh 3:16)

Kasih Allah itu, yang mengundang setiap insan pada pertobatan dan pengampunan dosa, harus diberitakan keseluruh dunia. Karena karya penyelamatan Kristus masih terus berlanjut. Murid-muridlah saksi dari semua ini! Mereka tidak dikehendaki terus bersembunyi di ruang tertutup, tetapi mereka harus keluar.

Hal yang sama berlaku bagi kita semua sebagai orang percaya. Kita harus menjadi saksi bagi dunia tentang kebangkitan Kristus karena kita juga adalah murid Kristus. Tutur kata dan pola laku kita harusnya mencerminkan Kristus. Sebagai murid kita wajib meneladani Kristus dalam kehidupan ini bagi orang lain sebagai cara bersaksi tentang kebangkitanNya. Supaya ketika hidup kita mencerminkan Kristus, maka orang lain akan berjumpa dengan Kristus yang bangkit melalui pola hidup kita yang benar.

Karena itu, ingatlah: kita tidak dapat menunjuk Tubuh Terluka berlubang paku milik Tuhan Yesus yang bangkit sebagai bukit kebangkita saat ini. Sebab Yesus telah naik ke Sorga. Hidup kitalah yang harus menjadi bukti bahwa Kristus telah bangkit. Kitalah saksi tentang Kristus yang hidup dalam hidup kita. Amin.

No comments:

Post a Comment