Sunday, April 13, 2014

MATERI KHOTBAH PKB 14 APRIL 2014



IBRANI 9:11-15

Sebagaimana kita tahu bersama, Surat Ibrani ini ditulis bagi orang Kristen Yahudi yang sangat menjunjung tinggi tradisi dan nenek moyang mereka. Tradisi yang dimaksud adalah hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan2 dan pengajaran iman yang tertulis dalam Taurat atau Perjanjian Lama. Itulah sebabnya sangat sulit bagi orang Yahudi menerima Yesus Kristus sebagai sumber keselamatan sebab bagi mereka Hukum Taurat-lah sumber keselamatan itu.

Bacaan kita hari ini merupakan ulasan penulis Ibrani tentang pemahaman imannya mengenai salah satu tradisi Taurat tentang keselamatan LEWAT KORBAN BAKARAN dan perbandingannya dengan kuasa keselamatan dari Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang sesungguhnya. Ada beberapa pokok penting dari bacaan kita ini, yang disampaikan oleh penulis Surat Ibrani, yakni:


1.       Peran Yesus Sebagai Imam Besar Melintasi Kemah Pertemuan Buatan Manusia (ay.11)

Pada ayat PASAL 10 ayat 3, Kitab Ibrani dengan jelas menegaskan bahwa korban bakaran dan korban penghapus dosa itu justru hanya mengingatkan umat akan segala dosa mereka. Pernyataan ini harus dimengerti dalam kerangka berpikir ayat 1-2 sebelumnya. Dalam dua ayat pertama disebutkan bahwa apabila Taurat termasuk aturan tentang korban2 itu adalah korban penghapus dosa yang sesungguhnya, maka seharusnya itu dilakukan sekali untuk selamanya. Namun pada kenyataannya, pada tiap tahun umat wajib mempersembahkan korban untuk dosa-dosa mereka, melalui Imam Besar dan membawanya kedalam kemah Pertemuan. Dalam ayat 11 ditekankah hal khusus bahwa korban penghapus dosa tidak dibawah Yesus dalam kemah pertemuan biasa di tradisi Israel. Namun kemah buatan Allah sendiri yakni dir Tuhan Yesus sendiri. Dalam diriNya lah terjadi pertemuan antara Allah dan juru damai yakni Imam Besar bernama Yesus sendiri.

Hal ini mau menunjukkan bahwa peran Yesus melebihi peran Imam Besar Harun. Dialah yang sanggup bertemu dengan Allah membawa pendamaian bagi manusia. Sebab di dalam diriNya sendiri terjadi perjumpaan antara Allah dan Sang Pendamai. Yesuslah kemah pertemuan itu.

2.       Korban dan Imam untuk Karya Keselamatan yang sesungguhnya (ay 12-15)

Sebagai seorang Imam Besar, Yesus lebih unggul dan lebih tinggi dari para imam manapun keturunan lewi. Bahkan lebih dari pada itu, Tuhan Yesus lebih sempurna menjalankan fungsi jabatan keimaman-Nya dibanding imam suku lewi. Sehingga sebagai Perantara kepada Bapa, Dia-lah pribadi yang tepat menjadi Juruselamat manusia. Sebab Ia adalah Imam yang bukan saja membersembahkan korban yang suci, namun justru Dia sendiri adalah pribadi tanpa dosa (7:26). Seorang Imam tanpa dosa lebih unggul dari imam manapun termasuk imam besar Yahudi sekalipun. Inilah pernan Yesus yang utama dalam ayat 12 bacaan kita.

Tuhan Yesus menurut kitab Ibrani, bukan hanya berperan sebagai Imam Besar yang membawa Korban Bakaran Penghapus dosa lewat memercikkan darah anak domba dan domba itu yang darahNya dipakai untuk menghapus dosa, namun Tuhan Yesus sendirilah juga yang merangkap Korban bakaran itu (ayat 12). Jika para Imam Besar berkali-kali datang membawa korban bakaran, maka Yesus mempersembahkan diri sekali saja dan kuasa Korban Penghapus dosa itu berlaku selama-lamanya (bd.9:25-28).Hal ini mau menyatakan kepada umat Yahudi yang masih berada dalam Hukum Taurat bahwa Yesus Kristuslah Imam Besar dan Korban Penghapus dosa yang Sesungguhnya serta paling Benar dan tepat untuk menghapus dosa manusia. Sebab dengan darahNya yang suci manusia beroleh kesucian dan diselamatkan.

Itulah sebabnya dalam ayat 15, penulis menekankan peran Tuhan Yesus yang lebih unggul dari peran imam besar biasa. Ialah Pengangantara sesungguhnya dan bukan imam Harun. Dialah dan hanya oleh darahnya, manusia beroleh penebusan dosa,

Dari uraian Firman Tuhan ini, ada beberapa hal penting yang dapat kita bawa dalam hidup beriman kita:
1.       Tuhan Yesuslah satu-satunya Juruselamat  yang dijanjikan kepada umat-Nya itu.  Oleh sebab itu kita tidak perlu ragu lagi akan Yesus Kristus yang menjadi perantara, pendamai, dan Juruselamat satu-satunya.  Biarlah dengan kebenaran yang sangat agung dari surat Ibrani ini iman dan kepercayaan kita kepada Yesus Kristus Juruselamat dan Juru damai satu-satunya itu semakin diteguhkan.

Sebagai kepala keluarga, PKB diingatkan untuk menjaga kebenaran ajaran ini dan selanjutnya menanamkan dalam hidup berkeluarga. Kepala keluarga adalah imam dalam rumah tangga. Artinya, seorang imam wajib memimpin anggota keluarga/umat untuk menjalankan ajaran yang benar. Karena itu kita diajak untuk menjadikan Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Pribadi yang menyelamatkan tiap anggota keluarga dan bukan lagi percaya kepada kuasa lain apalagi suatu tradisi yang menyesatkan.

2.       Tuhan Yesus mempunyai tahta yang paling tinggi, namun Alkitab mencatat bahwa ia turun dari tahta Maha Tinggi itu, untuk bersedia menjadi Korban bagi penebusan dosa manusia, sekali untuk selama-lamanya.  Bagaimana dengan kita, sudahkah kita melayani Tuhan dengan baik.  Apakah selama ini kita lebih mengharapkan untuk dilayani atau untuk melayani?  Ada yang berkata selain melayani bukankah kita juga mesti dilayani? Memang kita harus saling melayani, tetapi bukan berarti selalu menuntut untuk diperhatikan terus dan dilayani terus, malah sebaliknya kita harus memikirkan bagaimana untuk dapat melayani dengan lebih baik lagi.  Tuhan Yesus sudah memberi teladan yang indah, di tempat yang sempurna, dengan kedudukan yang agung, Ia justru tetap melayani.
  
3.       Kehadiran Tuhan Yesus, membawa sutu Perjanjian yang baru antara kita dengan Bapa di Sorga. Dengan demikian betapa bahagianya kita yang menerima perjanjian baru ini.  Tuhan melalui Roh Kudus hadir di dalam hati kita, kita menerima pengampunan dosa, kita yang bukan bangsa terpilih tapi kini menjadi umat pilihan yang mengenal Tuhan yang sesungguhnya, kita dapat berhubungan langsung dengan Bapa di Sorga melalui Yesus Kristus, betapa baiknya dan luarbiasanya Perjanjian Baru ini.

Karena itu kita harus bersyukur lewat bertekad untuk melakukan yang lebih baik kepada Tuhan, sebagaimana Tuhan telah melakukan yang paling baik untuk kita. Tetaplah mengerjakan keselamatan yang sudah Tuhan anugerahkan bagi kita. Jadikan Tuhan Yesus sebagai Imam Besar yang memimpin hidup rohani kita, dan juga sebagai Pengantara kepada Bapa, agar kita tetap menjadi anak-anak Allah yang diberkati. Amin.

No comments:

Post a Comment