Sunday, April 13, 2014

BAHAN RENUNGAN IBADAH KELUARGA 16 APRIL 2014



YOHANES 13:21-30

Jika ada keluarga yang baru mempunyai anak, mereka banyak memberi nama Petrus, Simon dan lain-lain, sangat jarang ada yang memberi nama Yudas. Padahal arti nama Yudas tidak kalah bagusnya dengan nama yang lain. Yudas dalam bahasa Yunani, Ibrani adalah Yehuda atau Judah yang artinya terpujilah Allah. Sedangkan Iskariot bukanlah nama belakang keluarga. Nama ini ditambahkan di dalam Injil Sinoptik untuk membedakannya dengan Yudas yang lain karena ada delapan orang bernama Yudas dalam Perjanjian Baru, yakni [1] anak Yakobus keempat, [2] leluhur Yesus Kristus, [3] pemberontak di Galilea, [4] orang Yahudi dari Damaskus, [5] seorang nabi di Yerusalem dipanggil juga Barnabas, [6] murid Yesus Kristus juga bernama Tadeus, [7] saudara Yesus Kristus, dan [8] Yudas Iskariot.

Kata Iskariot dari kata Ibrani isy-qèriyot, artinya orang Keriot. Keriot adalah sebuah kota di Yudea, 12 mil sebelah selatan Hebron. Dengan demikian Yudas adalah satu-satunya rasul yang berasal dari Yudea, karena kesebelas rasul yang lain berasal dari Galilea. Mengapa dikatakan bahwa Yudas Iskariot diberkati? Pertama, dia hidup sejaman dengan Yesus, melihat Yesus muka dengan muka dan mengenal Yesus secara pribadi. Kedua, dari ribuan orang yang mengikut Yesus, Yudas terpilih menjadi salah satu dari 12 murid dan menyandang gelar Rasul (Markus 3:14).

Yesus tidak sembarangan dalam memilih 12 murid-Nya, Yesus melihat ada potensi yang luar biasa dalam diri Yudas. Tuhan tidak menentukan atau menakdirkan Yudas sebagai pengkhianat. Yudas dinubuatkan akan mengkhianati Yesus. Ini dua hal yang berbeda. Jika Yudas ditentukan untuk jadi pengkhianat maka dia adalah orang yang paling malang di dunia. Dia tidak ada pilihan lain selain jadi pengkhianat. Tuhan harus bertanggung jawab terhadap pengkhianatan Yudas, dan bukan Yudas yang harus bertanggung jawab.

Yudas dinubuatkan akan menjadi pengkhianat tapi dia tidak harus jadi pengkhianat. Dia bisa memilih sesuai dengan kehendak bebasnya untuk jadi pengkhianat atau jadi murid yang paling setia. Tuhan menubuatkan Yudas jadi pengkhianat tapi bukan Tuhan yang menyebabkan Yudas jadi pengkhianat. Yudas menjadi pengkhianat bukan karena dinubuatkan tetapi karena pilihannya sendiri karena itu dia bertanggung jawab penuh atas peng-khianatannya.

Sebagai murid, dia diajar secara langsung oleh Yesus baik secara teori maupun secara praktik, sebuah metode mengajar yang luar biasa yang masih digunakan sampai sekarang. Tetapi guru dan metode pengajaran yang luar biasa masih bisa menghasilkan murid yang tidak maksimal. Dia melihat dengan mata kepala sendiri mujizat yang dilakukan oleh Yesus, seperti buta melihat, lumpuh berjalan, mati dihidupkan, dan makan 5000 orang. Bahkan dia juga diperlengkapi oleh Yesus untuk memberitakan Injil Kerajaan Surga sehingga mujizat juga terjadi dalam pelayanan Yudas.

Dari ke-12 murid, Yesus mempercayakan Yudas sebagai bendahara. Sebuah kepercayaan yang besar. Yesus tidak memilih secara sembarangan. Di dalam gereja, orang seperti apakah yang akan saudara pilih untuk jadi bendahara? Pasti seorang yang sangat bisa dipercaya, setia, beriman, reputasi yang baik, ketrampilan yang baik, dan orang yang luar biasa. Bahwa Yesus memilih Yudas dan bukan Petrus, Yakobus dan Yohanes yang merupakan murid-murid terdekat-Nya, menunjukkan bahwa Yudas merupakan orang yang dipercaya penuh oleh Yesus.

Bahwa Yudas sebagai pengkhianat itu tidak pernah masuk di dalam pikiran para rasul, bukankah Yudas adalah orang kepercayaan Yesus? Orang yang sangat spesial, dihormati, seorang sahabat Yesus dan tidak mungkin berkhianat. Hal ini dapat terlihat dalam Yohanes 13: 28-29, berbunyi “Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas, ada yang menyangka bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.”

Kita dapat menyimpulkan bahwa Yudas Iskariot adalah orang yang sangat diberkati, tapi bagaimana mungkin dia bisa jatuh sedemikian dalam dan mengkhianati Yesus? Inilah pelajaran yang bisa kita peroleh dari kehidupan Yudas Iskariot yang diberkati, yakni ada motif pengkhianatan karena kekecewaan Yudas tentang Mesias yang diharapkan, dan hal ini menjadi peringatan bagi kita sebagai orang-orang percaya.

Para sarjana ada yang berpendapat bahwa nama Iskariot itu berasal dari Sicariot/Sicarii sebuah kelompok nasionalis fanatik Revolusi Yahudi yang sangat membenci Roma. Mereka sangat mengharapkan Mesias akan menjadi pemimpin revolusi mereka untuk menggulingkan kerajaan Roma yang menjajah orang Yahudi. Yudas membayangkan Yesus akan menjadi pemimpin revolusi yang luar biasa, pengikutnya yang ribuan bisa menjadi tentara revolusi, ketika Yesus mampu melakukan mujizat 5 roti dan 2 ikan, serta tidak perlu takut kehilangan pengikut dalam perang revolusi karena Yesus mampu menyembuhkan yang luka bahkan membangkitnya yang mati.

Yudas mengalami kekecewaan waktu mendapati bahwa Yesus bukan Mesias yang mengangkat senjata memimpin revolusi tetapi Mesias yang justru mengajarkan tentang kasih, memberkati musuh, bahkan menyembuhkan anak seorang perwira Romawi musuh Yahudi. Dalam kekecewaannya, Yudas menyerahkan Yesus. Uang membuat Yudas menjadi gelap mata dan mengkhianati Yesus, karena pengkhianatan hanya bisa dilakukan oleh orang yang dekat, sahabat, dan orang kepercayaan. Uang bisa membuat orang melakukan apapun termasuk pengkhianatan. Memang kita butuh uang, pelayanan butuh uang, kita juga suka dengan uang tapi jangan sampai kita cinta akan uang. Cinta akan uang berarti semuanya tentang uang, pertimbangan-pertimbangan melulu hanya karena uang, tidak ada yang lain.

Apapun motif pengkhianatan Yudas, akar masalah yang membuat Yudas berkhianat adalah dia tidak sungguh-sungguh hidup bagi Kristus selama kurang lebih 3,5 tahun bersama Yesus. Jika Yudas benar-benar menyerahkan hidupnya bagi Kristus, dia akan menjadi rasul yang luar biasa. Petrus tidak lebih baik dari Yudas. Matius adalah pemungut cukai yang cinta akan uang, memungut pajak lebih tinggi dari yang seharusnya. Tetapi dia diubahkan.

Yudas tidak sungguh-sungguh memberikan hidupnya bagi Yesus, justru dia memberikan ruang bagi iblis (Lukas 22:3; Yoh. 13:2, 27). Saya tidak tahu sudah berapa lama Saudara mengenal Tuhan Yesus, mungkin 5, 10, belasan atau puluhan tahun, mungkin Saudara dilahirkan di keluarga Kristen. Pertanyaannya bukan berapa lama Saudara mengenal Tuhan? Pertanyaannya adalah Apakah Saudara sudah sungguh-sungguh hidup bagi Tuhan?

Yudas Iskariot adalah orang yang diberkati, orang yang beruntung, tidak semua orang bisa memperoleh kesempatan seperti dia; tetapi pada akhirnya dia menjadi orang yang buntung dan terkutuk, karena sekalipun Yudas mengenal Tuhan Yesus tetapi tidak sungguh-sunggguh hidup bagi Dia. Kita hidup di akhir zaman, tidak lama lagi Dia datang, maka mari kita hidup lebih sungguh-sungguh lagi buat Tuhan. Mari belajar dari hidup Yudas Iskariot, jangan kita mengalami seperti dia. Manfaatkan semua kesempatan dan kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita untuk hormat dan kemuliaan Tuhan. Mari hidup lebih sungguh-sungguh buat Tuhan. AMIN.

No comments:

Post a Comment