Sunday, June 16, 2013

BAHAN RENUNGAN PKB 17 JUNI 2013

ZAKHARIA 1:7-17 (bacaan pagi)

Pendahuluan
Penulis kitab ini adalah Zakharia. Sebutan "Zakharia" menunjuk kepada Zakharia anak dari Berekhya dan cucu dari Ido (1:1.7). Nama "Zakharia" adalah nama yang populer. Dalam Perjanjian Lama, ada sekitar 27-30 orang yang memakai nama "Zakharia". Sebutan "Zakharia" berarti Allah mengingat atau Allah telah mengingat. Nama "Zakharia" menjelaskan bahwa Allah mengingat umat-Nya dan Ia mengingat (setia terhadap) janji-Nya terhadap bangsa Israel. Mungkin nama ini mengungkapkan rasa syukur orang tua Zakharia karena mereka dikaruniai anak laki-laki. Seperti Yeremia dan Yehezkiel, Zakharia adalah seorang nabi sekaligus seorang imam (Nehemia 12:16). Ido (kakek Nehemia) juga seorang imam (Nehemia 12:1,4). Zakharia dilahirkan di Babel.

Saat orang Yahudi kembali ke Palestina di bawah pimpinan Zerubabel dan Imam Besar Yosua, dia ikut dengan kakeknya kembali ke Palestina. Bila yang dimaksud dengan "orang muda" dalam Zakharia 2:4 adalah Zakharia, maka berarti bahwa Zakharia dipanggil untuk bernubuat pada tahun 520/519 BC (sebelum Masehi), saat usianya masih muda.

Telaah Perikop
Pada tahun 519 bulan Syebat di hari kedua itu yakni pada masa pemerintahan Raja Darius, Nabi Zakharia mendapatkan penglihatan tentang sesuatu yang terjadi pada masa yang akan datang pada kehidupan umat percaya. Isi penglihatan itu adalah sebagai berikut:

1.      Pada ayat 7-10, nabi Zakharia melihat ada seorang penunggang kuda yakni malaikat TUHAN yang menggunakan kuda merah. Dibelakang kuda merah itu ada juga malaikat2 pengintai yang mengunakan kuda-kuda berwarna. merah, warna putih dan warna merah jambu. Dalam kitab2 eskatologis seperti Daniel dan Wahyu, penyebutan warna tertentu memiliki arti penting. Itu berarti tiap warna kuda yang dilihat oleh Zakharia memiliki maksud dan makna. Warna Merah berarti pertempuran dan pertumpahan darah (bd. Wyh.6:4); Warna Putih melukiskan tentang kemenangan dan damai (bd. Wahyu 6:2); Warna Merah Jambu melukiskan akibat negatif dari peperangan dan pemusnahan-pemusnahan itu yang membingungkan banyak orang (bd. Why. 6:5-8).

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa pada saat kedepan akan terjadi peprangan di persia yang disusul oleh perdamaian dan kemudian dampak kehancuran. Jika kita membaca sejarah Raja Darius di Persia maka nubutan ini akhirnya digenapi. Bahwa terjadi pemberontakan pada jaman persia dengan banyaknya pertumpahan darah; namun hanya terjadi perdamaian sementara waktu itu dengan menyisakkan banyak dampak negatif sesudah pertempuran.

2.      Selanjutnya pada ayat 11-12 menunjukkan bahwa para pengintai sorgawi itu menyampaikan tentang kondisi kerajaan Persia yang menahan orang Israel di pembuangan masih aman dan damai. Itulah sebabnya pada ayat 12, para pengintai sorgawi itu bertanya kepada Tuhan tentang kondisi damai kerajaan kafir itu dan mengapa Tuhan membiarkan umat terbuang di sana dan seakan tidak menyanyangi Yerusalem yang telah porak-poranda tersebut.

3.      Pada ayat 13-17 kita menemukan jawaban TUHAN dan sikap TUHAN terhadap kondisi umatNya yang sebagian masih dalam buangan dan sebagian lagi sudah kembali. Ada dua hal penting yang disampaikan Tuhan kepada Zakharia melalui Malaikat Tuhan, yakni:

Pertama, Perhatikan ayat 14-15. Penderitaan yang dialami oleh umat saat ini sebagai bagian dari murka TUHAN kepada umatNya. Itulah sebabnya Ia menggunakan bangsa-bangsa Kafir seperti Babel dan Persia untuk menghukum umatNya itu (ay.15). Namun menurut TUHAN bangsa2 yang dipakai TUHAN itu juga sudah kelewatan batas. Tuhan hanya murka sedikit kepada Israel, namun bangsa2 kafir itu telah melakukan kejahatan yang lebih besar kepada umatNya.
Kedua, itulah sebabnya pada ayat 16-17 Tuhan menjanjikan pemulihan kepada umatNya. Ia akan kembali menyayangi Yerusalem dan akan memulihkan keadaan Yerusalem. Sebagai tanda dan bukti keseriusan Tuhan adalah dubangunnya kembali Bait Suci yang hancur itu dan kota Sion akan berlimpah dengan damaisejahtera dan kebajikan dari TUHAN.

Aplikasi dan Relevansi
Berdasarkan kisah yang ada dalam bacaan kita ini, maka ada beberapa hal pokok yang dapat kita relevansikan dalam hidup beriman kita, yakni:

1.      Setiap hal yang kita alami dan jalani dalam hidup ini telah disiapkan dan direncanakan oleh TUHAN. Entah hal itu kelihatannya baik maupun kelihatannya buruk. Hal ini pula yang dinyatakan malaikat Tuhan kepada Zakharia untuk memahami arti pembuangan dan penghukuman umat Tuhan tersebut. Bahwa ternyata kejahatan Babel dan Persia yang menganiaya umat TUHAN sengaja diijinkan Tuhan untuk terjadi bagi umat sebagai bentuk penghukuman.

Dengan demikian kita wajib merenungkan ulang kondisi Israel ini sebagai bahan yang mungkin berhubungan dengan kehidupan kita. Bahwa adalah mungkin kita mengalami keburukan hidup akibat kejahatan orang lain, bukanlah suatu kebetulan. Tuhan  bisa saja menggunakan kejahatan orang lain untuk menyadarkan umatNya dari kesalahan dan dosa.

2.      Namun seperti pada ayat 15 kitapun perlu juga mengimani bahwa TUHAN tidak menutup mata terhadap kejahatan itu. Tuhan itu adil dan benar. Ia tidak akan membiarkan umatNya menerima kejahatan tanpa ada pembalasan dari TUHAN. Hal ini menunjukkan bahwa TUHAN tidak akan membiarkan umatNya mengalami ketidakadilan itu. Ia pasti membalas tiap kejahatan terhadap umat TUHAN.

3.      Pemulihan pasti terjadi. Pada ayat 16-17 janji TUHAN akan memulihkan umat TUHAN. Dengan ini pun kita harus mengimani bahwa TUHAN maha pengampun dan tidak selamanya menghukum umatNya. Ia akan memulihkan setiap pribadi yang mengalami kegagalan hidup karena dosa dan kesalahan. Sudah pasti, dibalik murka TUHAN akan ada pengampunan dari TUHAN. Amin.








   


No comments:

Post a Comment