Friday, April 19, 2013

BAHAN RENUNGAN IBADAH MINGGU 21 APRIL 2013


ULANGAN 16:1-4

Jemaat Tuhan,...
Kitab Ulangan merupakan kitab terakhir dari kitab-kitab Musa yang biasa disebut dengan Pentateukh (latin: 5 kitab/5 wadah/5 gulungan). Itu berarti Kitab Musa tediri dari lima kitab. Lima kitab dimaksud adalah: Kejadian, keluaran, imamat, bilangan dan ulangan.

Mengapa kitab kelima ini disebut dengan kitab Ulangan? Nama asli Ibrani dari kitab ini  adalah ‘elleh haddebarim yang berarti “Inilah perkataan-perkataan” atau, lebih sederhana, debarim (“perkataan-perkataan; lih. 1:1). Selanjutnya ketika lima kitab Musa ini ditersemahkan ke dalam bahasa Yunani, kelima kitab ini kemudian disebut dengan istilah Septuaginta.

Dalam kitab Septuaginta atau biasa disimbolkan dengan LXX, kitab ini disebut dengan istilah to deuteronomion touto yang berarti “pemberian hukum yang kedua ini” yang diambil dari Ulangan 17:18. Penggunaan istilah “pemberian hukum yang kedua ini” didasari bahwa isi dari kitab ini adalah “Pengulangan” dari hukum2 yang sudah disampaikan Musa sebelumnya. Itulah sebabnya nama kitab Musa yang kelima ini dalam terjemahan Indonesia disebut sebagai Kitab Ulangan.

Kitab Ulangan berisi tentang pidato Musa ketika bangsa Israel sedang berada di wilayah Moab, di daerah di mana Sungai Yordan mengalir ke Laut Mati (1:5). Sebagai tindakan akhir melimpahkan kepemimpinannya kepada Yosua, ia memberikan kata-kata perpisahannya yang begitu emosional kepada bangsa Israel untuk mempersiapkan mereka masuk ke Kanaan. Penekanan rohani kitab ini adalah panggilan untuk berkomitmen total kepada Allah dalam ibadah dan ketaatan.

Dengan kata lain kitab ini merupakan nasehat Musa yang mengulang kembali kisah perjalanan umat selama 40 tahun di padang gurun dan mengingatkan mereka segala ketetapan –peraturan – hukum TUHAN, Allah Israel supaya mereka tidak melupakan Firman dan kisah perjalanan mereka bersama TUHAN ketika sebentar lagi memasuki Tanah Perjanjian yakni Negeri Kanaan.

Jemaat Tuhan,...
Bacaan kita hari ini yakni Ulangan 16:1-4 berisi tentang upaya Musa untuk mengingatkan Israel agar mereka tetap merayakan Paskah ketika nanti mereka memasuki Tanah Perjanjian atau tanah Kanaan. Bagaimanakah cara umat Israel merayakan Paskah itu? Dengan sangat detail Musa menyampaikan tahap demi tahap perayaan Paskah itu harus dilakukan. Dalam bacaan kita, minimal ada 4 poin utama tetang bagaimana tata cara hari raya Paskah itu harus dilakukan, yakni:
1.      Kapan dilaksanakan?
Menurut ayat 1 bacaan kita, hari raya Paskah harus dilaksanakan pada bulan Abib. Namun dalam kitab Bilangan 9:1-5 kita menemukan bahwa Tuhan memerintahkan agar Paskah dirayakan pada bulan Nisan tanggal 14 atau hari yang ke-14. Mengapa nama bulan ini berbeda? Apakah Musa menggantikan waktu pelaksanaan?

Bulan Abib maupun bulan Nisan jatuh pada musim yang sama. Abib berarti gandum menguning; Nisan berarti musim semi. Baik bulan Abib maupun bulan Nisan sama-sama jatuh pada bulan Maret-April sesuai penanggalan moderen dan keduanya berada pada musin yang sama, yakni musim semi, musim panen jelai dan panen rami. Itulah sebabnya orang Kristen merasayakan paskah disekitar bulam Maret hingga bulan April.

2.      Apa yang dilakukan dalam perayaan itu?
Menarik untuk ditelusuri bahwa perayaan Paskah dilakukan dan dihubungkan erat dengan Hari raya Roti tidak beragi (ayat 2 dan 3). Hari raya Paskah dilakukan pada tanggal 14 sedangkan hari raya Roti Tidak beragi dirayakan keesokan harinya yakni pada hari ke-15 bulan Abib atau bulan Nisan. Pada Hari Raya Paskah umat harus mempersembahkan kambing domba dan lembuh sapi; sedangkan pada hari raya Roti tidak beragi mereka harus memakan roti tidak beragi selama tujuh hari.

Perintah ini sarat dengan makna pengulangan. Yaitu umat mengenang kembali karya Allah yang luar biasa melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir melalui darah anak domba yang dioleskan di tiap tiang rumah. Roti tidak beragi disebut juga roti penderitaan, karena umat mengalami penderitaan di Mesir sekaligus lambang terburu-burunya umat meninggalkan Mesir. Dengan melakukan proses perayaan seperti ini diharapkan umat tidak melupakan karya Tuhan yang besar dalam kehidupan mereka. Kisah Mesir adalah kisah yang perlu tetap diingat rayakan sebab disitulah umat melihat TUHAN, Allah mereka berkarya dalam sejarah Israel.

3.      Di manakah Korban Paskah itu dipersembahkan?
Perhatikanlah perintah pada ayat 2 bacaan kita. Korban Paskah itu harus dipersembahkan di tempat yang ditunjuk oleh Tuhan. Mengapa demikian? Sebab Tuhan adalah pribadi yang suci. Tanah Kanaan menyembah banyak allah dan memiliki banyak mezbah persembahan. Semua tempat itu najis dan tidak layak. Karena itu penting untuk ditentukan Tuhan tempat yang nantinya IA khususkan dan kuduskan bagi persembahan Paskah.

Dengan kata lain, tidak sembarang tempat umat beribadah dan mempersembahkan korban bagi Tuhan. Mereka harus memilih tempat yang khusus yang disiapkan oleh Allah.

Jemaat Tuhan,...
Berdasarkan Firman Tuhan ini, ada beberapa hal yang perlu kita renungkan untuk dapat relevansikan dalam kehidupan beriman kita, yakni:
1.       Merayakan Paskah berarti juga mengingat rayakan dan memberitakan karya Tuhan yang telah menyelamatkan kita dari Dosa. Allah telah melewatkan (Ibrani: Pesakh = paskah) kuasa maut dalam hidup kita sehingga kita diselamatkan oleh darah anak domba Allah yakni Yesus Kristus.  Merayakan Paskah berarti tidak melupakan perbuatan Allah itu, sekaligus menjaga hidup kita agar tetap dalam karya keselamatan Allah.

2.       Merayakan Paskah berarti mengingat perbuatan Allah dalam hidup Israel. Kita adalah Israel baru yang juga mengalami perbuatan Allah yang ajaib dalam hidup kita. Ada banyak perbuatan Allah yang terkarya dalam hidup beriman kita. Sudahkan kita tetap mengingatnya? Atau apakah terlalu mudah melupakan semua yang telah Tuhan lakukan?

Bentuk merayakan Paskah adalah lewat mempersembahkan korban syukur Paskah. Sudahkah pula kita mengingat perbuatan Allah dengan selalu bersyukur kepada Tuhan? Apakah yang kita persembahankan kepada Tuhan sebagai rasa syukur atas perbuatan Allah dalam hidup kita. Persembahan  bisa dalam bentuk uang atau materi. Berapa besar jumlahnya? Itu sangat tergantung pada seberapa besar saudara bersyukur. Namun yang utama bukan soal nilai besar-kecilnya melainkan ketulusan hati untuk mempersembahkannya. Paling utama bukanlah materi, namun menurut Roma 12:1 kita wajib mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup. Artinya, seluruh hidup kita harusnya dikaryakan sebagai tanda syukur atas anugerah dan berkat yang Tuhan lakukan dalam hidup ini.

Karena itu marilah selalu mengingat karya Tuhan dalam hidup kita, dan janganlah lupa terhadap segala kebaikan TUHAN dalam hidup ini. Persembahkanlah hidup kita sebagai tanda syukur atas keselamatan, anugerah dan berkatNya dalam perjalanan hidup dan masa depan kita. Amin.

No comments:

Post a Comment