Monday, April 30, 2012

MATERI KHOTBAH IBADAH PKB Senin, 30 April 2012



Mazmur 68 : 25 - 30

Pendahuluan
Pernahkah bapak-bapak menyaksikan secara langsung atau melalui media televisi sebuah arak-arakan? Arak-arakan ini adalah Istilah yang biasa dipakai untuk menamakan suatu peristiwa kesenian atau "keramaian," yang terkait dengan suatu pesta perayaan. Arak-arakan selalu mengandung aspek berjalan, pawai, yang bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain. Sesuatu yang diarak adalah yang dibawa berjalan (keliling) dengan diramaikan atau ditonjolkan. Istilah lain yang memiliki arti serupa adalah karnaval (dari bahasa Inggris carnival). Dalam banyak tradisi, perayaan individual atau keluarga seperti pernikahan, biasa disertai arak-arakan. Demikian pula untuk perayaan upacara-upacara komunal, seperti hari kemerdekaan, hari-jadi kota, hari kartini dll.
Arak-arakan boleh dibilang acara yang paling meriah dari suatu rangkaian upacara, karena paling menampak pada publik, melibatkan partisipasi paling banyak orang, paling ramai, dan paling lebar jangkauan arealnya--karena bergerak atau berkeliling. Pelbagai penampilan bisa hadir dalam acara itu, mulai dari anak-anak dengan seragam sekolah, pegawai negeri dengan seragam Korpri, musik, tari-tarian, sulap, atraksi kocak, sampai pada demonstrasi kekebalan tubuh. Sehingga kita bisa membayangkan betapa ramainya suasana pada saat arak-arakan berlangsung. Tapi arak-arakan tidak sekedar ramai-ramai, atau senang-senang. Ia memiliki makna yang kompleks, yang timbul dari kesadaran ataupun bawah-sadar--karena itu tidak semuanya bisa ditebak dengan mudah apa "artinya." Ada yang sekedar senang-senang, turut bergembira meramaikan, ada yang menunjukkan kemakmuran, keberuntungan atau kemalangan kelompoknya, dan ada juga yang berupa sindiran kritis atau protes terhadap situasi sosial-politik yang terjadi saat itu…

Bapak-bapak yang terkasih dalam Tuhan,
Pada pembacaan Alkitab kita pada malam ini, kita pun menemukan sebuah arak-arakan besar untuk merayakan pemindahan tabut perjanjian Tuhan dari obed-edom ke kemah baru yang telah dibangun oleh Daud di bukit sion (2 Sam 6:2-18) dengan tujuan akhir yaitu tabut itu akan dibawa ke Yerusalem (Mzm 68:30). Dalam arak-arakan itu, Mazmur inilah yang dinyanyikan dan dikumandangkan bagi Allah yang telah menyertai  umat Israel dan membebaskannya dari berbagai kesengsaraan. Marilah kita melihat perikop demi perikop dalam pembacaan kita.

·         Jika kita melihat ayat 26, pada barisan depan arak-arakan didahului oleh penyanyi-penyanyi, di tengah-tengah yaitu dayang-dayang yang memukul rebana dan pemetik-pemetik kecapi. Hal ini mau menunjukkan bahwa arak-arakan bagi Tuhan diiringi oleh madah syukur dan puji-pujian bagi Allah yang telah membebaskan umat Israel dari berbagai cobaan dan kesesakan. Puji-pujian ini dilantunkan sebagai sebuah persembahan bagi kemuliaan Allah yang telah melakukan banyak perbuatan besar bagi bangsa Israel.
·         Pada ayat 27 dan 28, merupakan puji-pujian yang harus didendangkan kepada Allah oleh seluruh umat tanpa kecuali termasuk umat Israel itu sendiri yang merupakan bagian dari kedua belas suku Israel yang diwakilkan oleh empat suku yaitu Benyamin,Yehuda, Zebulon dan Naftali.
·         Pada ayat 29 dan 30, pada arakan itu bukan hanya puji-pujian yang dinaikkan kepada Allah tetapi juga permohonan dan harapan agar Tuhan Allah mengerahkan kekuatanNya dan menunjukkan kekuatanNya karena Allahlah yang bertindak dalam kehidupan umatNya.

Bapak-bapak yang terkasih dalam Tuhan,
Demikian Firmah Tuhan ditafsirkan, sekarang apa yang dapat kita terapkan dalam hidup beriman kita?
Pertanyaan penting bagi saya dan saudara, seberapa seringkah kita memuliakan Dia?memuji namaNya? Menaikkan puji-pujian bagiNya? Baik dalam suasana apapun, duka terlebih sukacita. Seberapa seringkah kita menyediakan dan memberikan diri kita untuk melakukan pujian penyembahan bagi Tuhan karena perbuatanNya yang selalu ajaib dalam hidup kita? Atau bahkan kita sering lupa jika kita dalam keadaan senang, happy, bahagia? Kita hanya datang kepadaNya di saat kita sedang membutuhkan pertolonganNya, di saat kita susah…
Firman Tuhan mau mengingatkan kita bahwa dalam situasi apapun baik suka dan duka haruslah senantiasa kita menaikkan syukur kepada Allah melalui puji-pujian dan penyembahan. Daud melakukan itu, dia bermazmur untuk menyatakan kemenangannya bersama Allah ketika dia mengingat betapa Tuhan telah banyak berkarya dalam kehidupannya.
Kita pun saat ini diingatkan untuk melakukan hal yang sama. Puji-pujian bukan hanya kita naikkan pada saat kita beribadah di gereja saja atau dalam persekutuan-persekutuan pelkat seperti ini, tetapi baiklah kita melakukannya di dalam keluarga kita. Ajak istri dan anak-anak untuk melakukan pujian dan penyembahan sebagai bukti rasa terima kasih kita kepada Tuhan yang telah melakukan banyak perkara besar dalam hidup kita .
Kiranya Roh Kudus memampukan kita agar hidup selaras dengan firman Tuhan yang telah kita dengar. Tuhan Yesus memberkati. AMIN

No comments:

Post a Comment